Postingan

Ekonomi Kreatif Mampu Mendorong Roda Ekonomi RI

Gambar
JAKARTA - Rifan Financindo Berjangka -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai ekonomi kreatif dapat menjadi sektor unggulan baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Oleh sebab itu, Bekraf meminta semua pihak untuk ikut serta mendorong industri ekonomi kreatif agar mampu berkontribusi besar lagi terhadap perekonomian. "Kita harus memberikan solusi dalam membangun ekonomi kreatif ini agar sektor ini bisa menjadi tulang punggung terhadap perekonomian nasional," kata Kepala Bekraf, Triawan Munaf di Jakarta, Selasa (15/11/2016). Menurut Triawan, industri ekonomi kreatif sejalan dengan transformasi struktur perekonomian dunia, dimana terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi dari basis sumber daya alam menjadi sumber daya manusia. "Sejauh ini ekspor Indonesia masih bergantung dengan komoditas sumber daya alam seperti batubara, minyak kelapa sawit, karet dan mineral, tapi belakangan pertumbuhan ekonomi terganggu pada saat harga komoditas andalan ters

Wall Street Berakhir Datar, Sektor Finansial Naik

Gambar
Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup dengan sedikit perubahan pada perdagangan Senin waktu setempat, atau Selasa waktu Indonesia. Sebelumnya, Wall Street mengalami kenaikan dramatis seminggu sebelumnya. Pada perdagangan saham Senin, sektor teknologi mengalami penurunan, namun kenaikan di sektor keuangan mampu menyeimbangkan penurunan tersebut. Setelah perdagangan yang berjalan lambat, indeks Dow ditutup pada rekor kenaikan tertinggi, sedangkan indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite ditutup turun tipis. "Saya pikir saat ini semua pihak mencoba mengambil sedikit keuntungan dari reli luar biasa pasca-pilpres di pekan lalu," kata Mark Luschini,  chief investment strategist di Janney Montgomery Scott di Philadelphia. Indeks Nasdaq yang banyak memuat saham teknologi tertekan sejak pilpres AS pada 8 November lalu, seiring para investor lebih memilih menggelontorkan uang ke sektor keuangan, industri dan energi, yang akan men

Serba-serbi Bank Tanah di Indonesia

Gambar
JAKARTA – Rifan Financindo Berjangka -- Bank tanah atau land bank merupakan sarana manajemen pertanahan yang dilakukan oleh sejumlah negara akibat meledaknya pertumbuhan pendudukan dunia. Berdasarkan data Bank Dunia, yang dilansir dari kemenkeu.go.id, salah satu contoh peningkatan penduduk dunia terjadi antara rentang tahun 1963 – 2013. Di mana pada tahun 1963 tercatat ada 3.195 miliar penduduk dunia, dan di tahun 2013 meningkat menjadi 7.125 miliar. Bahkan yang menjadi konsen seluruh negara yakni perkiraan melonjaknya jumlah penduduk dunia menjadi lebih dari 9,6 miliar jiwa di tahun 2050. Maksud dibuatnya bank tanah ini adalah sebagai alternatif manajemen pertanahan yang ditetapkan di banyak negara. Meskipun secara konseptual, ide ini bukanlah sistem yang baru. Cikal bakal adanya bank tanah di Indonesia sendiri bermula dari Belanda yang tergabung dengan negara Eropa, yang mengadakan konsolidasi lahan yang difokuskan untuk sektor pertanian. Konsolidasi tersebut diselenggarakan di

Trump Menang, Ini Saham-saham yang Sebaiknya Dipilih

Gambar
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini diperkirakan bergerak bervariasi, namun rawan koreksi akibat kekhawatiran pelemahan rupiah. Saham-saham berbasiskan komoditas terutama logam masih berpeluang melanjutkan penguatannya. Namun, sektor yang sensitif nilai tukar dan tingkat bunga akan cenderung dilanda aksi ambil untung. "IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5410 dan resisten di 5480 cenderung koreksi," tulis First Asia Capital dalam risetnya, Jumat (11/11/2016). Saham-saham yang bisa menjadi pilihan antara lain TLKM, WIKA, INCO, ADRO, BUMI, JSMR, PTPP, ICBP, INDF, serta PWON. First Asia Capital melihat, pelaku pasar kembali memburu sejumlah saham sektoral utamanya yang dianggap diuntungkan dengan kebijakan presiden baru Amerika Serikat, Donlad Trump, seperti sektor tambang logam, dan Infrastruktur. IHSG pada perdagangan kemarin Kamis (10/11/2016) berhasil rebound dan menguji kembali r

Reliance Securities: "Mendung" Diprediksi Masih Selimuti IHSG Hari Ini

Gambar
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan masih akan bergerak cenderung tertekan dengan rentang pergerakan 5.303-5.470. Analis dari Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpola 'dark cloud cover', secara teknikal memberikan sinyal negatif setelah menyentuh level resistance level tertinggi tahun ini. "Indikator stochastic masih cenderung positif meskipun bergerak terkonsolidasi dengan indikator RSI yang bearish reversal pada middle oscillator," kata Lanjar melalui keterangan tertulis, Kamis (10/11/2016). IHSG pada perdagangan Rabu (9/11/2016) ditutup melemah 56,36 poin sebesar 1,03 persen di level Rp 5.414,32 dengan volume cukup tinggi. Aksi jual investor tak terbendung hingga mayoritas indeks sektoral terperosok hingga lebih dari 1 persen pada perdagangan hari. Nilai tukar rupiah pun melemah terhadap dollar AS. "Investor asing pun tercatat out flow sebesar Rp 56,05 miliar pada perdagangan kemarin,&

Hari Ini, IHSG dan Rupiah Diramalkan Menguat

Gambar
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (9/11/2016). IHSG diperkirakan akan bergerak mixed cenderung menguat dikisaran 5.450-5.500. Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain TLKM, BBCA, SMRA, GGRM, dan INDF. "Rupiah diperkirakan akan bergerak dikisaran 13.000-13.100 dengan kecenderungan menguat, setelah ditutup menguat kemarin di level 13.084," tulis analis Bahana Securities, Muhammad Wafi dalam risetnya. IHSG pada perdagangan Selasa (8/11/2016) ditutup naik 84 poin (1,57 persen) ke level 5.470,68 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp 6,3 triliun. "Hal itu karena adanya sentimen positif dari bursa global di tengah ekspektasi Hillary akan memenangkan pilpres Amerika Serikat," tulis Bahana. Sektor yang mengalami kenaikan antara lain infrastruktur (2,16 persen), industri dasar (1,93 persen), konsumer (1,77 persen), keuangan (1,68 persen), aneka industr