Postingan

Harga emas berjangka turun setelah Fed turunkan suku bunga

Gambar
Chicago (  PT Rifan Financindo ) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange mencatat kerugian pertama dalam empat sesi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Federal Reserve AS mengumumkan pemotongan suku bunga acuan kedua tahun ini. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 9,6 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada 1.506,2 dolar AS per ounce. Para pembuat kebijakan Fed pada Rabu (18/9/2019) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 1,75 persen hingga 2,00 persen, tetapi langkah tersebut memperlihatkan tiga perbedaan pendapat - dengan dua pejabat Fed mendesak suku bunga untuk tetap tidak berubah dan satu menyerukan pemotongan yang lebih besar. Bank sentral AS menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian yang berasal dari ketegangan perdagangan dan perlambatan ekonomi global, menyusul penurunan suku bunga pada Juli yang pertama dalam lebih dari satu da

Empat Upaya Bisa Meningkatkan Produksi Migas Nasional

Gambar
JAKARTA --  PT Rifan Financindo || Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menilai ada banyak solusi dan jurus yang bisa dilakukan untuk mendongkrak produksi mempercepat eksplorasi migas nasional. Pertama,  kata dia, eksplorasi minyak dan gas (migas) dari dana Komitmen Eksplorasi Migas dan “Komitmen Kerja Pasti” (KKP) eksplorasi yang sudah tersedia sebesar lebih dari 2,5 miliar dolar AS dinilai segera dipercepat.   Kedua, Djoko mengusulkan, perlunya percepatan pelaksanaan Enhance Oil Recovery (EOR). "Enhance Oil Recovery (EOR) merupakan teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan lifting minyak yang ada. Teknologi ini harus segera digunakan, sebab saat ini lifting minyak baru mencapai setengahnya," ungkap Djoko yang pernah menjabat sebagai pimpinan di SKK Migas dan BPH Migas itu, Sabtu (19/10). Ketiga, lanjut dia, peningkatan produksi dan percepatan eksplorasi migas bisa dilakukan dengan memangkas perizinan dan peraturan yang menghambat investasi. Menurut di

Dolar AS Lesu Jelang Keputusan The Fed

Gambar
NEW YORK -  PT Rifan Financindo || Kurs Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) jelang keputusan The Fed menurunkan suku bunga. Pelemahan dolar AS juga terseret anjloknya harga minyak dan euro yang lebih kuat. Terhadap sekeranjang rivalnya, greenback 0,35% lebih rendah ke 98,266. Tercatat, euro naik 0,59% setelah survei berpengaruh menunjukkan kepercayaan investor Jerman yang lebih cerah. Indeks ZEW meningkat menjadi -22,5 pada September dibandingkan perkiraan -37 dan pembacaan Agustus -44,1. Sementara itu, harga minyak turun sekitar 6% pada hari Selasa setelah menteri energi Arab Saudi mengatakan selah sepenuhnya memulihkan produksi minyaknya, setelah serangan selama akhir pekan yang menutup 5% dari produksi minyak global. Itu membalikkan beberapa kenaikan dolar pada hari Senin ketika investor bergegas ke aset safe-haven. "Mungkin itu sebabnya euro sedikit lebih baik di sini," kata ahli stra

Terimbas Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah

Gambar
PT Rifan Financindo || Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini masih akan tertekan dolar AS. Menurut pengamatannya, pelemahan rupiah terimbas dari harga minyak mentah yang terus akan naik. Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak berpotensi memperbesar defisit current account Indonesia yang selama ini menjadi momok rupiah. "Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.080," kata Aris dalam riset hariannya di Jakarta, Selasa (17/9/2019). Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Senin (16/9/2019) berada di level Rp 14.042 per dolar AS. Level itu melemah dari pergerakan Jumat pekan lalu yang berada di level Rp 13.990 per dolar AS. Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Senin kemarin berada di level Rp 14.020 per dolar AS. PT Rifan Financindo ||  Posisi itu melemah bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 13.950 per dolar AS. 

ECB Tambah Tekanan Fed, Emas Terus Naik meski Dilanda Profit Taking

Gambar
Rifanfinancindo || Buyer emas mendapatkan kesempatan yang mereka inginkan setelah penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan ECB berjanji bakal menerapkan pelonggaran kuantitatif Kamis (12/09) kemarin. Hal tersebut memicu logam kuning mencapai tingkat tertinggi satu minggu di atas $1.500 untuk mengantisipasi tindakan dovish serupa dari Federal Reserve. Emas berjangka AS untuk penyerahan Desember melonjak hampir $30 per ons pada sesi tertinggi sebelum memangkas kenaikan tersebut akibat aksi profit taking (ambil untung, red) dan naik sebanyak $4,20, atau 0,3% pada $1,507,40 berdasar data divisi Comex di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sesi tertinggi adalah level $1.531,95, puncak tanggal 6 Juli. Pada hari Selasa, emas kontrak Desember mencapai tingkat terendah hampir satu bulan di $1.494,45. Emas spot, yang mencerminkan perdagangan bullion, kembali di bawah $1.500 setelah melampaui resistance sebelumnya. Pada pukul 01.35 WIB, emas diperdagangkan sebanyak $2,21, at

Pacu Ekspor Kayu, APHI Minta Deregulasi Kebijakan

JAKARTA --  PT Rifan Financindo || Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mengharapkan dukungan pembiayaan dari sektor jasa keuangan agar proyeksi tambahan nilai ekspor produk kayu sebesar 1,68 miliar dolar AS agar bisa tercapai. Selain itu, deregulasi kebijakan juga perlu dilakukan guna merevitalisasi industri kayu. Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo menyatakan, ekspor produk kayu bisa diandalkan untuk menambal defisit neraca perdagangan berjalan. Apalagi, produk kayu dinilai memiliki kandungan lokal sebesar 100 persen. “Untuk  meningkatkan   devisa ekspor kita bisa mengoptimalkan dengan memanfaatkan hasil hutan kayu dari jenis-jenis komersial yang belum dikenal pasar secara luas, tapi butuh deregulasi kebijakan,” kata Indroyono dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (12/9). Ekspor produk kayu olahan Indonesia menunjukan tren peningkatan beberapa tahun belakangan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap, ekspor produk kayu olahan periode 2016-201

OPEC Waspadai Melimpahnya Stok Minyak Mentah pada 2020

Gambar
LONDON -  || PT Rifan Financindo ||  OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2020, karena perlambatan ekonomi. Kelompok produsen minyak menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk mencegah melimpahnya minyak mentah baru. Dalam laporan bulanan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak tersebut mengatakan permintaan minyak di seluruh dunia akan meningkat 1,08 juta barel per hari atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya sebanyak 60.000 barel per hari. Ini mengindikasikan pasar akan surplus minyak nantinya. Prospek lebih lemah di tengah perang dagang AS-China dan Brexit dapat menekan OPEC dan sekutunya untuk mempertahankan atau menyesuaikan kebijakan dalam memangkas produksi. Guna menindaklanjuti hal itu, negara produsen minyak seperti Irak akan membahas apakah pemotongan lebih dalam diperlukan. OPEC dalam laporannya, menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 dari 3,2% menjadi 3,1% dan peningkatan permintaan minyak tahun depan akan diimbangi oleh