Menteri Perdagangan Incar 3 Negara Ini untuk Impor Kedelai


Sebuah alat pengangkut peti kemas saat menyusun sejumlah peti kemas di kawasan Jakarta Utara.

VIVAnews - Pemerintah menambah alokasi import kedelai untuk Perum Bulog sebanyak puluhan ribu ton. Alokasi ini, bertujuan supaya efisiensi pengiriman bisa tercapai.

"Ada 584 ribu ton impor kedelai, ditambah 40 ribu ton," kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Bachrul Chairi, usai konferensi pers tentang Kinerja Ekspor Perdagangan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa 3 September 2013.

Bachrul mengatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan untuk menambah karena Bulog sangat produktif dan melihat agar bisa lebih efisien. Dengan itu, Bulog bisa mendatangkan kedelai dengan satu kapal.

"Atas dasar itu, Menteri Perdagangan mengeluarkan tambahan 40 ribu ton sehingga Bulog bisa mendatangkan kedelai dengan satu kapal," kata dia.

Sebelumnya, perusahaan pelat merah ini diberi restu oleh pemerintah untuk mengimpor 20 ribu ton kedelai. Tentu saja, itu dilakukan untuk bisa mengintervensi harga kedelai di pasar yang berada di kisaran Rp9 ribu per kilogram.

Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan Kementerian Perdagangan, yaitu Peraturan Menteri Perdagangan No. 45/M-DAG/KEP/8/2013 tanggal 29 Agustus 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER/5/2013 tentang Ketentuan Impor Kedelai Dalam Rangka Program Stabilisasi Harga Kedelai pada 28 Agustus 2013. Peraturan ini mengatur ketentuan-ketentuan impor kedelai yang dilakukan Bulog dan importir lainnya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, 584 ribu ton kedelai ini akan diimpor oleh 22 importir terdaftar (IT), termasuk Bulog dari 24 IT. Jadi, kuota impor sebesar 60 ribu untuk Bulog, bukan perusahaan yang mendapatkan kuota terbesar dibandingkan dengan importir lainnya. "Tidak. Kalau swasta kan, lebih banyak karena dengan pengalamannya tiga tahun itu," kata Bachrul. (eh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us