Tony Abbott, Pastor Yang Beralih Jadi Politisi

VIVAnews - Langkah pemimpin kelompok oposisi, Tony Abbott, untuk dapat melenggang menjadi Perdana Menteri menggantikan Kevin Rudd, akan segera terwujud. Pasalnya dari tiga per empat surat suara yang masuk, koalisi Liberal Nasional, sudah berhasil meraih 89 kursi DPR dari 150 yang tersedia.

Sementara Partai Buruh baru meraih 57 kursi. Untuk hasil akhir di Senat baru akan diketahui dalam beberapa hari mendatang. Perjalanan karier Abbott di dunia politik cukup panjang.

Sempat Ingin Jadi Pastor
Lahir di kota London, Inggris, pada 4 November 1957, Abbott dan keluarga baru menetap di Australia pada tahun 1960. Dia kemudian menimba ilmu di Universitas Sydney dengan menggondol dua gelar sarjana sekaligus. Bidang hukum dan ekonomi.

Kemudian dia melanjutkan pendidikan di Inggris, dengan mengambil gelar Master bidang politik dan filsafat di Universitas Oxford. Abbott diketahui gemar berlatih tinju saat kuliah di Oxford.

Bahkan pernah memenangkan gelar tinju Boxing Blue. Namun di usia 19 tahun, Abbott terkena skandal. Mantan kekasihnya mengaku hamil dan menuntut pertanggung jawaban. Tapi keduanya tidak menikah dan Abbott memilih mengadopsi anak tersebut. Tapi hasil tes DNA menunjukkan Abbott bukanlah ayah biologis dari anak itu.

Usai menyelesaikan studi di Inggris, Abbott kembali ke Australia dan mendaftar di Sekolah Seminari St Patrick di kota Manly. Di sana dia dididik untuk menjadi pastor.

Selama sekolah di Seminari, Abbott rajin menulis artikel untuk media The Catholic Weekly dan The Buletin. Namun di tahun 1987 dia berhenti dan menjajal menjadi jurnalis di harian The Australian.

Karier politiknya dimulai ketika mantan PM, John Howard, merekomendasikan Abbott sebagai sektretaris pers Pemimpin Liberal, John Hewson. Dari sana kariernya terus menanjak, hingga tahun 1994, dia terpilih sebagai anggota DPR dari Distrik Warringah, Syndey.

Di bawah kepemimpinan John Howard, Abbott ditunjuk menjadi Menteri Pekerjaan antara tahun 1998 hingga 2001. Sementara di tahun 2003, dia menjabat sebagai Menteri Kesehatan dan Lanjut Usia.

Saat masih menjabat sebagai Menkes, Abbott menentang habis-habisan aturan aborsi dan penelitian sel batang (stem cell). Oleh sebab itu dia menentang penggunaan obat aborsi RU486. Tapi saran tersebut justru ditentang pihak parlemen.

Pada tahun 2009, Abbott mengejutkan banyak pihak karena berhasil mengalahkan Malcolm Turnbull menjadi pemimpin Partai Liberal. Saat itu Abbott meraih 42 suara, sementara Turnbull kalah tipis dengan 41 dukungan.

Abbott juga tampil baik saat mengikuti Pemilu Federal tahun 2010 silam. Saat itu koalisinya menolak kubu pemerintah yang menang meraih suara mayoritas.

Namun kursi PM yang kala itu dipegang Julia Gillard tetap berhasil membentuk pemerintahan dengan bergantung kepada dukungan Partai Independen. Tak terima, Abbott berjanji akan terus mengalahkan dominasi Partai Buruh.

"Tantangan saya saat ini adalah memastikan bahwa saya bukan sebagai pemimpin kelompok oposisi terbaik tetapi tidak pernah menjadi PM," ungkapnya kala itu.

Panen Berbagai Julukan 
Namun pernyataan itu kini menjadi nyata. Banyak warga Australia yang mengalihkan suaranya dan memilih Abbott. Dominasi Partai Buruh di pemerintahan selama enam tahun terakhir dipastikan akan runtuh. Sebagai pemimpin kelompok oposisi, gayanya menyerang lawan yang agresif, menghasilkan beberapa julukan untuknya.

Beberapa ada yang menyebutnya "si penjatuh Tony" atau "semua oposisi dan tidak ada pemimpin". Bahkan ada juga yang memanggilnya dengan sebutan "pastor gila", karena sebelumnya dia pernah ikut sekolah seminari.

Abbott juga diisukan memiliki masalah dengan wanita atau misogini. Opini itu kali pertama disampaikan Gillard dalam sebuah debat terbuka di gedung parlemen pada 26 Juli kemarin.

Saat itu Abbott meminta agar Gillard memecat dua anggota Partai Independen karena telah menggunakan bahasa seksual yang menyinggung selama rapat. Sontak, permintaan itu langsung dijawab ketus oleh Gillard.

"Saya tidak akan mau diceramahi soal seksisme dan misogini oleh pria ini, karena apabila dia ingin tahu seperti misogini terlihat di kehidupan modern Australia, maka dia akan membutuhkan mosi anggota DPR. Yang dia butuhkan adalah cermin," tegas Gillard berapi-api seperti dikutipl laman ABC.

Janji Kampanye
Kini usai kursi PM di depan mata, semua janji Abbott selama berkampanye akan ditagih publik Australia. Pandangan itu dijawab Abbott dalam pidato kemenangannya pada Sabtu malam di Hotel Four Season.

"Saya tidak akan mengecewakan kalian rakyat Australia," tegas Abbott seperti dikutip harian The Age.

Menurut kantor berita BBC, Sabtu 7 September 2013, Abbott berjanji akan mencabut kebijakan pajak karbon yang diberlakukan Gillard. Kebijakan tersebut akan diganti dengan sebuah program subsidi untuk perusahaan-perusahaan dan petani dalam mengurangi emisi.

Pajak pertambangan senilai 30 persen juga akan dicabut oleh Abbott, karena menurut dia, itu membawa investasi malah ke luar Australia. Terkait dengan masalah perbatasan, Abbott berjanji akan memperketat pengamanan perbatasan dan mendukung kebijakan pemerintahan sebelumnya soal pemrosesan status pencari suaka.

Abbott mengatakan seperti dikutip kantor berita CNN, sebanyak 3.200 pencari suaka yang sudah berada di Australia tidak akan diberikan izin tinggal permanen. Dia juga sepakat dengan kebijakan pengembalian kapal yang akan meminta manusia kapal untuk kembali ke negara asal, selama dilakukan dengan cara aman. (umi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us