Minyak WTI Dekati 2 –Pekan Terendah diiringi Kenaikan Cadangan Tertinggi 83 Tahun

Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan mendekati dua pekan terendah diiringi kenaikan cadangan minyak mentah ke level tertinggi selama 83 tahun terakhir di A.S, sebagai konsumen minyak terbesar didunia.

Kontrak berjangka untuk pengiriman Juni di New York telah mengalami sedikit perubahan setelah penurunan kemarin sebesar 0.3%. sementara pekan lalu cadangan minyak mentah telah berekspansi hingga 3.5 Juta barel menuju ke level 397.7 Juta barel, berdasarkan pernyataan dari pihak Energy Information Administration.

Pihak pemerintahan A.S menyatakan bahwa mereka akan mengirimkan ratusan tentara untuk latihan di empat negara yang berbatasan dengan Rusia, sementara Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dinegaranya mengatakan bahwa, eksportir sumber daya energi terbesar didunia, akan membela warga negaranya yang bertetangga dengan Ukraina dalam upaya gencatan senjata yang telah tergoyahkan.

WTI berada dilevel harga $101.59 per barrel, naik 15 sen, dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pada 9:27 pagi waktu Sidney.

Rabu kemarin kontrak tersebut turun 31 sen ke level $101.44, penutupan terendah sejak 7 April yang lalu. volume perdagangan seluruh kontrak berjangka berada dikisaran 85% dibawah rata-rata 100-hari.

Sedangkan minyak jenis Brent untuk settlement for Juni kemarin terjatuh sebanyak 16 sen ke level $109.11 per barel pada ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, selain itu minyak mentah acuan Eropa ditutup dilevel premium $7.67 bagi WTI.

Level cadangan minyak A.S berada dilevel tertinggi sejak Mei 1931, berdasarkan data bulanan dari pihak pemerintahan sejak periode 1920.

Sementara itu data sebelum 1976 berdasarkan pada angka dari pihak Bureau of Mines, berdasarkan dari EIA dan cadangan minyak mentah Alaska dalam pengiriman yang meliputi permulaan di tahun 1981. (tito)

Sumber : Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us