Emas Kembali Berkilau Pasca Stimulus ECB


Emas bergerak dengan mendekati level tertingginya dalam 5 bulan terakhir dan mencatat gain mingguan ke-3 secara berturut-turut setelah ECB (European Central Bank) menambah stimulus dan Russia menambah cadangan devisa emasnya untuk 9 bulan kedepan.

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA. Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $1,299.92 per ounce pukul 10:02 pagi ini waktu Singapura dari level Kamis lalu $1,302.25, menurut harga dari Bloomberg. Pada tanggal 22 Januari lalu harga menyentuh level $1,307.62 yang merupakan level tertingginya sejak 15 Agustus tahun lalu dan pekan ini telah mengalami kenaikan 1.5%.

Sepanjang tahun 2015 ini emas telah mengalami lonjakan sebesar 9.7% seiring stagnannya ekonomi yang memberikan tantangan bagi para pembuat kebijakan untuk menemukan cara baru guna memicu pertumbuhan ekonomi. Sementara Presiden ECB Mario Draghi berkomitmen untuk membeli obligasi senilai 60 miliar euro per bulan hingga September tahun depan dlama rangka menambah uang tunai dalam sirkulasi dan mendongkrak inflasi. Cadangan emas Rusia naik sebesar 38.8 juta ounce sejak 1 Januari lalu dari 38.2 juta ounce di bulan sebelumnya, hal itu menurut Bank Sentral Rusia.

Bank Sentral AS akan mengadakan pertemuan pada 27-28 Januari mendatang guna membahas suku bunga menyusul inflasi berada dibawah target 2% dan perekonomian menunjukkan pemulihan. Bulan lalu The Fed menyatakan akan menunda kenaikan suku bunga yang pertama kalinya sejak 2006 silam.

Emas untuk pengiriman Februari berada pada level $1,299.50 di Comex. Sementara perak untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $18.3347 per ounce dari level $18.3342. Harga komoditas tersebut menuju gain mingguan ke-3 yang merupakan reli terpanjang sejak periode yang berakhir 11 Juli tahun lalu. Palladium turun 0.6% ke level $771.25 per ounce dengan memangkas kenaikan mingguan. Platinum turun 0.6% ke level $1,277.88 per ounce. (bgs)

Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us