Kredit BNI Palembang Catat Kinerja Positif

Rifan Financindo Berjangka -- CEO BNI Kanwil Palembang Ryanto Wisnuardy di Palembang, Minggu (28/8/2016), mengatakan, BNI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 15 persen per Juni jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).

"Segmen yang berkontribusi terbesar yakni Kredit Usaha Rakyat yang tahun ini tumbuh 324 persen jika dibandingkan tahun lalu," kata dia.

Pada tahun ini BNI ditargetkan menyalurkan KUR sebesar Rp900 miliar dan telah terealisasi sebanyak 60 persen.

Kemudian pertumbuhan lain juga diperlihatkan segmen kredit UMKM yang tumbuh 12 persen (yoy), dan kredit menengah tumbuh 14 persen.

Meski kredit bertumbuh tapi BNI tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran mengingat Sumsel merupakan daerah yang bertumpu pada komiditas ekspor karet dan sawit.

"Khusus untuk sektor perkebunan, perusahaan lebih selektif untuk menjaga rasio NPL tetap dikisaran 3,0 persen," kata dia.

Terkait dengan prediksi pada semester II/2016, Ryanto mengatakan perusahaannya lebih optimistis mengingat pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendorong sektor rill dan adanya kebijakan amnesti pajak.

"Masuknya dana pengampunan pajak ke perbankan akan menambah likuiditas perbankan sehingga bank memiliki banyak dana untuk disalurkan ke masyarakat," kata dia.

Sejumlah perbankan nasional yang beroperasi di Sumatera Selatan mencatat pertumbuhan positif pada semester I/2016 meski daerah ini mengalami gejolak ekonomi lantaran penurunan harga komoditas.

Bank Central Asia Wilayah Sumatera Bagian Selatan berhasil melampau target untuk pengimpunan dana pihak ketiga dan realisasi kredit sementara BNI mengalami pertumbuhan kredit sebesar 15 persen.
CEO BNI Wilayah Palembang (Sumbagsel) Ryanto Wisnuardy di Palembang, Selasa, mengatakan, produk reksadana ini diterbitkan anak usaha perseroan, yakni BNI Asset Management dengan tingkat pengembalian sekitar 10 persen.

"Banyak varian produk investasi yang ditawarkan terkait program amnesti pajak ini, tapi perusahaan sendiri mengandalkan reksadana karena memiliki imbal hasil cukup bagus yakni 10 persen," kata dia.

Terkait reksadana ini, BNI juga telah mengeluarkan produk sejenis tapi berbasis syariah yakni reksadana pendapatan tetap syariah berbasis sukuk dengan tenor berkisar 5-15 tahun.

Produk ini ditargetkan bisa mengumpulkan dana kelolaan Rp100 miliar karena bisa membagikan return (keuntungan) sekitar 7 persen.

"Harapannya dengan beragam varian ini membuat investor memiliki banyak pilihan dan mudah memilih produk sesuai dengan resiko yang dipilih," kata dia.

Sementara itu, BNI Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumsel, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Lampung) berharap sebanyak Rp2,2 triliun dana repatriasi program pengampunan pajak yang mengalir ke perusahaan.

CEO BNI Wilayah Palembang (Sumbagsel) Ryanto Wisnuardy di Palembang, Kamis, mengatakan, BNI menaruh harapan yang tinggi lantaran menjadi salah satu dari 18 bank yang dipercaya pemerintah untuk menerima dana repatriasi.

"Perkiraan BI, dana repatriasi saat pengampunan pajak hingga 1 April 2017 akan mencapai Rp560 triliun dan BNI sangat optimistis bisa meraup sekitar Rp2,2 triliun," kata dia.

Sejak resmi diluncurkan pemerintah pada 1 Juli 2016, BNI sudah meraup Rp300 juta.

Ia menyadari bahwa jumlah ini masih jauh dari harapan, namun angka ini masih relevan karena amnesti pajak masih dalam tahap sosialisasi.

"Sosialisasi ini sangat penting karena salah satu dari kunci kesuksesan program amnesti pajak. BNI berkeyakinan jika fokus dalam membangun kepercayaan masyarakat maka akan banyak yang ikut serta," kata dia.

Program amnesti pajak ini merupakan kesempatan bagi wajib pajak, baik perorangan maupun perusahaan untuk mendapatkan insentif berupa pengampunan pajak dengan membayar uang tebusan atas pelaporan harta yang dimilikinya.

Program amnesti pajak dijalankan setelah UU Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak disahkan oleh DPR, yang kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 tetang Pelaksanaan Pengampunan Pajak. Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us