Target Produksi Karet Alam Indonesia Turun Jadi 2,95 Juta Ton

Rifan Financindo Berjangka, Jakarta: Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) menyatakan target produksi karet alam Indonesia hingga akhir tahun ini mengalami penurunan sebanyak 100 ribu hingga 150 ribu Metrik Ton (MT). Sehingga total target produksi karet alam Indonesia pada 2016 hanya sebanyak 2,95 juta MT.

Ketua Umum Gabungan Gapkindo Moenardji Soedargo mengungkapkan, awalnya dia memprediksi produksi karet alam Indonesia pada 2016 mencapai 3,1 juta MT. Sayangnya, pengaruh La Nina dan pergeseran musim gugur daun di belahan selatan Indonesia menyebabkan produksi karet alam menurun.

"Jadi perkiraan saya produksi kita sendiri akan berpotensi mengalami penurunan 100 ribu hingga 150 ribu MT menjadi 2,95 juta MT," ujar Moenardji, di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).

Kondisi tersebut tak pelak membuat ekspor Indonesia terhadap karet alam mengalami penurunan. Apalagi ditambah adanya pembatasan volume ekspor karet alam sesuai kesepakatan International Tripartite Rubber Council (ITRC) melalui skema Agreed Export Tonnage Scheme (AETS).

Ekspor karet alam Indonesia pada 2016 ini diprediksi hanya 2,4 juta MT hingga 2,5 juta MT. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian realisasi ekspor karet alam Indonesia pada tahun lalu sebesar 2,6 juta MT.

Sebenarnya, bukan hanya Indonesia yang mengalami penurunan produksi dan ekspor karet alam. Beberapa negara produsen karet alam terbesar dunia seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dan India juga mengalami penurunan.

"Di lain negara juga diperkirakan mengalami penurunan. Kalau mereka, lebih disebabkan karena El Nino atau musim kering di bagian bumi sebelah utara," pungkas Moenardji.

Hingga 2014, produsen terbesar karet alam dunia masih diduduki Thailand sebesar 3,98 juta MT. Indonesia di posisi kedua dengan produksi sebanyak 3,2 juta MT. Sementara tempat ketiga diisi oleh Vietnam dengan jumlah produksi sebesar 1,04 juta MT. Rifan Financindo Berjangka,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us