Badan Pesawat Sriwijaya Retak

SURABAYA –Rifan Financindo Berjangka -- Insiden terjadi pada pesawat Sriwijaya Air rute Makassar-Surabaya di Bandara Internasional Juanda, kemarin (11/10). Badan pesawat Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan SJ 565 di dekat roda kanan belakang terkelupas. Tidak korban jiwa, namun ada 27 penerbangan yang jadwalnya terganggu.
Belum diketahui penyebab pasti pengelupasan bodi pesawat yang dipiloti Kapten Abdul Rauf tersebut. Namun, ada dua kemungkinan. Pertama, lontaran batu landasan. Atau kerusakan sistem penahan pendaratan yang membuat pesawat miring saat mendarat.
”Kami bisa memberikan penjelasan setelah ada hasil penyelidikan dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” kata Coorperate Secretary PT Angkasa Pura I Israwadi kepada Jawa Pos kemarin.
Bahwa ada kemungkinan kerusakan itu disebabkan lontaran batu runway saat pesawat melakukan pendaratan, itu karena landasan pacu memang baru saja diperbaiki. Tepat pukul 00.00 sampai 05.00 runway Bandara Juanda ditutup untuk di aspal ulang (overlay).
Karena pesawat Sriwijaya Air mendarat pukul 10.13, ada dugaan aspal belum kering hingga mengelupas. Kalau bagian yang mengelupas cukup dalam, yang terlontar bisa batu di bagian bawah landasan. Kalau benar batu yang terlontar, kerusahan yang ditimbulkan memang bisa parah.
Nah, soal kemungkinan masalah sistem penahan pendaratan, hal itu diungkapkan sumber Jawa Pos di internal airlines. Dia menyebut, pesawat terlihat oleng sesaat setelah ban menempel di aspal. Bisa jadi itu karena sistem thrust reversal pada salah satu sayap tidak berfungsi. Sehingga keseimbangan pesawat saat mendarat tidak sempurna.
”Karena oleng, maka ada bagian bawah pesawat yang bergesekan dengan aspal hingga megalami kerusakan,” kata sumber Jawa Pos. Thrust reversal dipakai untuk membantu pengereman saat mendarat pada pesawat yang menggunakan mesin jet. Alat ini berada di bagian belakang mesin pendorong pesawat. Saat mendarat, alat tersebut membuka.
Dorongan mesin yang mengarah ke belakang akan terkena thrust reversal dan berubah arah ke depan. Dengan begitu, laju pesawat bisa berkurang secara perlahan. ”Kalau thrust reversal tidak berfungsi maksimal, pendaratan tidak sempurna,'' imbuh sumber tersebut.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari PT Angkasa Pura I. General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda Yuwono menyatakan sistem operasional di bandara berlangsung seperti biasa. Tidak ada penundaan atau evakuasi pesawat. ''Tidak berdampak apapun,'' jelas Yuwono.
Corporate Secretary Sriwijaya Air Agus mengatakan, begitu mendapat laporan terkait kejadian yang menimpa pesawat Sriwijaya Air di Bandara Juanda, pihaknya langsung mengirim tim investigasi dari departemen safety. ”Sekarang masih berkoordinasi dengan otoritas di Juanda,” katanya saat dihubungi tadi malam.

Perihal adanya kemungkinan serpihan batu yang mengenai body pesawat, Agus belum mengetahui secara detail. ”Pastinya seperti apa, kami masih menunggu hasil investigasi,” katanya.
Yang jelas, kata Agus, pesawat tipe Boeing 737-300 yang body nya rusak itu langsung di-grounded dan diperbaiki. Untuk operasional selanjutnya, langsung digantikan dengan pesawat cadangan, sehingga tidak mengganggu jadwal penerbangan Sriwijaya Air. ”Yang penting, kita bersyukur tidak ada korban dalam kejadian itu,” jelasnya.  

Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us