IHSG Menunggu Rilis Laporan Keuangan Emiten

JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,1 persen ke 5.409,24 pekan lalu. Penguatan indeks ini ditopang nilai transaksi Rp 6 triliun, lebih tipis ketimbang nilai transaksi harian rata-rata Rp 6,5 triliun.

Penguatan indeks ini disebabkan oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dari 5 persen ke 4,75 persen.

Ke depan, kurs rupiah akan dipengaruhi langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) merilis Beige Book, yang menyebut pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berjalan moderat. Ini memperkuat indikasi potensi kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin pasca Pemilu Amerika Serikat pada 8 November.

Pasar juga masih fokus pada rilis laporan keuangan emiten kuartal ketiga dan data ekonomi global, seperti GDP Inggris dan Amerika Serikat.

Analis NH Korindo Securities Deky Rahmat Sani memperkirakan, indeks saham masih akan mencoba bertahan di zona penguatan dengan rentang support di 5.397–5.374 dan resistance di 5.420–5.448.

Analis Daewoo Securities Tasrul memprediksi, indeks cenderung menguat di rentang 5.380–5.435 hari ini. Maklum, indikator money flow index berada di sekitar support trendline dan RSI optimized cenderung naik.

IHSG Masih Berpotensi Menguat, Akumulasi Saham Ini

Perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan hari ini, Senin, 24 Oktober 2016, masih akan menunjukkan optimistis terhadap potensi penguatan.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, jika melihat pada pekan lalu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda capital inflow (arus modal masuk) mulai kembali terjadi lantaran banyak sentimen postif dari dalam negeri yang mendukung kebijakan IHSG.

"Optimisme juga terlihat dari diturunkannya BI 7- day reserve repo rate," ujarnya di Jakarta.

William menjelaskan, hal tersebut menandakan bahwa pemerintah sedang berusaha untuk mempercepat gerak roda perekonomian terutama di sektor riil.

Sehingga, pihaknya memperkirakan, pergerakan IHSH hari ini akan bertahan cukup kuat di batas bawah pada pada level 5.361 dengan target resistance (batas atas) di level 5.488 saat ini bertahan cukup kuat yang berpotensi untuk ditembus dalam beberapa waktu mendatang.

Dengan demikian, William merekomendasikan saham-saham ini untuk diakumulasi, di antaranya, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us