Gerak IHSG Diperkirakan Masih Variatif

JAKARTA, PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Rabu (18/1/2017) diperkirakan masih akan bergerak variatif, dengan rentang pergerakan antara 5.235 hingga 5.325.

"Saham-saham yang mulai dicermati diantaranya ACES, BBNI, INCO, CTRA, WIIM, BSDE," kata analis dari Reliance Securities, Lanjar Nafi dalam keterangan tertulis.

Pada penutupan perdagangan Selasa (17/1/2017) IHSG ditutup melemah tipis 3,07 poin (0,06 persen) ke level 5.266,94 dengan volume moderat. Pelemahan IHSG diiringi pelemahan indeks sektor konsumer yang tertekan 0,6 persen.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia di level 5,1 persen pada 2016 dan 5,3 persen pada 2017 dengan dukungan investasi swasta menyusul kebijakan moneter 2016.

Lanjar menambahkan, Bank Dunia pun memprediksi inflasi yang rendah di 2017, mampu menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Namun perdagangan pada negara maju masih terlihat lesu dan berisiko. Terlihat investor asing pun terus melakukan capital out flow sehingga pada perdagangan kemarin tercatat net sell Rp 115,35 miliar," kata dia.

Bursa Asia dan Eropa

Bursa Asia ditutup bervariasi di mana pelemahan terdalam terjadi pada indeks saham Jepang yang melemah hingga 1,4 persen. Indeks saham China berhasil bertahan pada zona positif.

Naiknya safe haven menjadi ancaman equitas Jepang dan sebagian negara di Asia, di mana harga emas dan Yen melonjak pada hari ketujuh.

"Index Topix Jepang turun 1,4 persen dengan penurunan terbesar sejak November tahun lalu," ujar Lanjar.

Bursa Eropa dibuka turun lebih rendah 0,5 persen dari penutupan sebelumnya. Dampak atas kebijakan Donald Trump dan posisi Inggris saat ini meningkatkan permintaan pada aset yang lebih aman dalam hal ini aset safe haven.

Bursa saham saat ini dinilai cenderung berisiko tinggi hingga Dana Moneter Internasional mengambil sikap berhati-hati terhadap kebijakan Trump. 
Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa, (17/1/2017) di tengah dimulainya musim laporan kinerja emiten.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 58,96 poin atau 0,3% ke level 19.826,77, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 6,75% atau 0,3% ke posisi 2.267,89 dan Nasdaq Composite turun 35,39 poin atau 0,63% ke 5.538,73.

Seperti dilansir Reuters, bursa Wall Street terbebani oleh kekhawatiran mengenai kebijakan perdagangan proteksionis oleh Presiden terpilih AS Donald Trump, yang mendorong dolar ke level terendah dalam lebih dari sebulan terakhir dan yield obligasi turun karena investor mengurangi kepemilikan aset berisiko.
Sektor finansial pada indeks S&P 500, yang telah menguat sejak pilpres di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga dan rencana deregulasi Trump turun 2,3%, terendah sejak 27 Juni.

Saham Morgan Stanley turun 3,8% bahkan setelah mencatatkan kenaikan laba dua kali lipat pada kuartal keempat 2016. Chief Financial Officer Morgan Stanley, Jonathan Pruzan, mengatakan perusahaan tidak akan meningkatkan target kuartalan sampai mendapak kejelasan bahwa tren pendapatan saat ini berkelanjutan.

"Kami terus melihat reli di obligasi bertenor 10 tahun, sehingga kita lihat kurva yield bergerak turun," kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior BB&T Wealth Management, seperti dikutip Reuters.

Sektor bioteknologi dan farmasi saham melemah setelah Trump mengatakan dalam sebuah wawancara Washington Post bahwa Ia akan menargetkan harga obat dan Ia akan mengungkap rencana untuk mengganti Obamacare.


PT Rifan Financindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us