Spekulan Pasar Bikin Harga Minyak Naik ke 54,05 Dollar AS

NEW YORK, Rifanfinancindo - Harga minyak pada Senin atau Selasa waktu Indonesia (28/2/2017) berakhir lebih tinggi setelah pasar menunjukkan kepercayaan bahwa harga minyak akan naik, meskipun prospek pertumbuhan produksi minyak AS yang cepat menahan kenaikan harga.

Patokan harga West Texas Intermediate ditutup di level 54,05 dollar AS per barel atau naik enam sen setelah sebelumnya di awal perdagangan meningkat satu persen. Sementara patokan minyak Brent turun empat sen ke level 55,95 dollar AS per barel.

Investor meningkatkan taruhannya untuk kenaikan harga Brent ke rekor terbaru dari pekan lalu berdasarkan laporan InterContinental Exchange, memecahkan rekor 500.000 lot.

Investor kini memegang sebanyak 951.312 lot minyak AS dan Brent berjangka, setara dengan satu miliar barel minyak dengan nilai lebih dari 52 miliar dollar AS berdasarkan kedua patokan harga.

Namun, data dari Genscape menunjukkan kenaikan pasokan di hub Cushing Oklahoma sebesar 800.000 barel.

"Dengan spekulan meningkatkan taruhannya mereka pada minyak mentah AS, risiko kekecewaan dan penyesuaian ke bawah dari harga tidak akan lebih besar," ungkap Stephen Brennock, broker minyak dari PVM.

Di antara risiko tersebut yakni kepatuhan perjanjian negara-negara eksportir minyak (OPEC) dan produsen lain untuk menurunkan produksi 1,8 juta barel per hari (bph).

OPEC melaporkan kepatuhan perjanjian yang mengerjakan, dan produsen besar Uni Emirates Arab serta Irak berkomitmen untuk mencapai target mereka. International Energy Agency melaporkan kepatuhan OPEC mencapai 90 persen di bulan Januari. Berdasarkan rata-rata survei produksi Reuter, kepatuhannya hanya 88 persen.

Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) berakhir menguat karena para investor menunjukkan keyakinan mereka bahwa harga-harga akan naik lebih jauh.

Menurut Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS (CFTC), manajer investasi meningkatkan "bullish" minyak mentah berjangka AS. Namun, para analis mengatakan kenaikan harga minyak AS dibatasi karena data menunjukkan persediaan minyak mentah di negara ini terus meningkat.

Menurut data yang dirilis oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes, rig-rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik lima rig menjadi 602 rig pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya rig minyak AS melampaui jumlah 600 sejak Oktober 2015.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik USD0,06 menjadi menetap di USD54,05 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, turun USD0,06 menjadi ditutup pada USD55,93 per barel di London ICE Futures Exchange.



Rifanfinancindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us