Bos BEI: Indonesia Berpeluang Raih Investment Grade

Jakarta: Rifanfinancindo -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa Indonesia berpeluang meraih kenaikan peringkat dari Standard & Poor's (S&P) menjadi layak investasi atau investment grade.

"Dari segi tata kelola manajemen fiskal, kemudahan berinvestasi, serta peraturan-peraturan yang ada sebenarnya kita sudah masuk dalam level itu," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio dikutip dari Antara, Kamis 23 Maret 2017.

Saat ini, lanjut dia, lembaga pemeringkat internasional yang telah memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia, seperti Moody's Investors Service (Moody's), dan Fitch Ratings, hanya Standard and Poor's (S&P) yang belum memberikan peringkat investment grade.

"Kalau Fitch, Moody's dan lembaga pemeringkat lainnya sudah menyematkan investment grade, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menaikkan peringkat," katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, arus masuk dana investor asing ke pasar saham domestik terus mengalami penambahan, diharapkan itu dapat menjadi indikasi bahwa Indonesia akan meraih kenaikan peringkat.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa Bank Dunia yang optimistis atas perekonomian Indonesia, diharapkan semakin membuka harapan Indonesia meraih peringkat layak investasi dari S&P.

"Bank Dunia memprediksi produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada 2017 atau lebih tinggi dari realisasi sepanjang 2016 yang mencapai 5,02 persen," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas Harry Su mengatakan, bahwa S&P mengunjungi Indonesia untuk melakukan update peringkat yang akan dilakukan pada Juni 2017, kemungkinan Indonesia mendapatkan kenaikan peringkat dapat mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) melaju lebih tinggi.

Menurut dia, selain sentimen mengenai pemerintah yang akan mempercepat belanja untuk infrastruktur, kemungkinan Indonesia mendapatkan peringkat investment grade juga katalis bagi IHSG.

"Bahana meyakini perkiraan IHSG mencapai level 6.000 poin pada akhir 2017 ini semakin kuat, dan bahkan level itu bisa terjadi sebelum akhir 2017 ini," jelasnya. 

Rifanfinancindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us