Trump: AS Mampu Hancurkan Korea Utara Secara Total, Jika Terpaksa

NEW YORK  --  Rifanfinancindo  - Presiden Donald Trump mengatakan, jika terpaksa, Amerika Serikat mampu menghancurkan Korea Utara demi mempertahankan diri atau membela sekutu-sekutunya. 


Pernyataan itu disampaikan Trump dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Selasa (19/9/2017).

"Jika terpaksa harus membela diri atau sekutu-sekutunya, AS tidak mempunyai pilihan lain kecuali menghancurkan Korea Utara secara menyeluruh," tegas Trump.

Dalam pidato perdana di PBB, Trump juga mengejek pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dengan mengatakan menyebutnya sebagai "pria roket sedang menjalankan misi bunuh diri."

Tak masuk akal

Korut telah berkali-kali melakukan uji coba bom nuklir dan rudal, meskipun telah dikenai sanksi oleh PBB, karena tindakannya tersebut.

Ancaman dan perang kata, mewarnai ketegangan terkait uji coba itu.

Menurut Stewart Patrick, peneliti senior di lembaga pemikir Council on Foreign Relations di New York, ancaman Trump kali ini untuk menghancurkan secara total,  tidak masuk akal.

"Saya sebenarnya skeptis," katanya kepada BBC.

"Saya pikir orang-orang di Pentagon ketika mempertimbangkan opsi militer, mereka terperanjat dengan potensi jumlah korban jiwa, setidaknya ratusan ribu warga Korea Selatan di Seoul," kata dia.

Terlebih lagi, tambah Patrick, bagi Korsel, gagasan AS melancarkan serangan terhadap Korut menjadi pilihan terakhir.

Selain mengeluarkan ancaman terhadap Korut, Presiden Trump juga melancarkan serangan verbal kepada Iran.

Dia menyebut, Iran merupakan "kediktatoran korup" yang bermaksud menggoyah Timur Tengah.

Lebih lanjut, dia menyerukan kepada Pemerintah Iran untuk tidak lagi mendukung terorisme.

Ia tak luput mengkritik perjanjian AS-Iran yang diteken di masa pemerintahan Presiden Barack Obama terkait program nuklir Iran.

Trump menyebut perjanjian tersebut 'memalukan'.


Hadapi Korut, AS Berharap Solusi Damai tapi Siapkan Kekuatan Militer



WASHINGTON DC,  - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengungkapkan harapan untuk penyelesaian krisi Korea Utara melalui jalan damai.

Namun AS tidak akan segan menggunakan kekuatan militer jika terpaksa dan diperlukan.

Tillerson menuturkan hal itu dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS, Minggu (18/9/2017) seperti dikutip laman Bloomberg.

“Jika upaya diplomasi gagal, maka opsi militer menjadi pilihan terakhir.”

“Namun satu hal yang pasti, kami memprioritaskan solusi melalui dialog damai,” lanjut Tillerson.

Tillerson menambahkan, strategi AS didasarkan pada tiga posisi politik penting yaitu mencegah runtuhnya rejim Kim Jong Un, mencegah reunifikasi Korea yang mendadak, dan mencegah invasi militer.

Menlu berusia 65 ini juga menyoroti China yang menurut dia dapat menambah tekanan kepada Pyongyang, dengan menghentikan suplai minyak.

Selama ini, China adalah pemasok minyak utama Korut. Tidak ketinggalan Tillerson juga mendesak Rusia mengambil tindakan.
Advertisment

Tercatat, ada 30.000 pekerja Korut di Rusia yang menyumbang devisa bagi negeri tertutup itu.

Menurut Tillerson, Rusia dapat memulangkan ribuan pekerja itu untuk menambah tekanan ke rejim Kim Jong Un.

Pernyataan mantan bos perusahaan minyak Exxon itu berselang beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump dijadwalkan berbicara di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Trump yang akan melakoni debut perdana ini akan menyampaikan pandangannya mengenai krisis di Semenanjung Korea.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley di kesempatan terpisah menuturkan Korut sudah mulai merasakan efek dari sanksi ekonomi yang dijatuhkan.

“Kita secara ekonomi telah mencekik Pyongyang.” 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us