Bank Indonesia Ungkap Penurunan Nilai Tukar Rupiah Pekan Lalu


JAKARTA, Rifanfinancindo || - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan, penurunan nilai tukar rupiah pada pekan lalu bukan akibat faktor domestik.

Menurutnya, penurunan nilai tukar Rupiah lebih kepada faktor eksternal, salah satunya adalah rencana Bank Sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga akhir tahun ini.

"Memang eksternal lagi faktornya, suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) mau naik pada Desember, tahun depan akan naik lagi tapi belum diketahui berapa naiknya," ungkap Mirza saat acara Economic & Capital Market Outlook 2018, di Financial Hall, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhempas ke level terendah sejak Juli 2016. Data Bloomberg, Jumat (27/10/2017), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) senilai Rp 13.609. Ini merupakan level terendah sejak Juli 2016.

Sementara itu, ekonom PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan, keputusan European Central Bank (ECB) memperpanjang stimulus hingga September 2018 membuat dollar AS kian menguat.

Sementara dari domestik, permintaan dollar cukup tinggi. Apalagi, sejumlah perusahaan multinasional harus membayar dividen interim atau membayar utang dalam dollar AS. Dalam situasi saat ini, Josua memperkirakan Bank Indonesia akan membatasi kebijakan pelonggaran moneter.

Berdasarkan data di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Senin 31 Oktober 2017 nilai tukar dollar AS tercatat Rp 13.572 menurun 8 poin dibandingkan hari sebelumnya sebesar Rp 13.580. 



Baca juga  :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us