Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang

JAKARTA -- Rifan Financindo || Jumat (10/11/2017) lalu, Koalisi Pejalan Kaki menggelar aksi di jalur pedestrian di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jalur pedestrian di kawasan itu sudah lama diokupasi pedagang kaki lima (PKL). Para pejalan kaki terpaksa turun ke badan jalan dan berbagi jalan dengan kendaraan. 


Tak banyak peserta dalam aksi itu. Mereka berjalan menyusuri trotoar, membawa kertas berisi peringatan dan mencoba berdialog dengan orang-orang mengokupasi trotoar.

Di sepanjang perjalanan, peserta aksi kerap mendapat cibiran dari para PKL. Hal itu tampak dalam sebuah video yang diunggah akun Facebook Koalisi Pejalan Kaki pada Sabtu (11/11/2017).

Unggahan video itu diberi keterangan "Saat Koalisi Pejalan Kaki ke Tanah Abang, disapa oleh abang-abang di Tanah Abang".

Video berdurasi 4 menit 57 detik tersebut menunjukkan sejumlah pria dengan raut wajah  marah terhadap aksi koalisi itu yang melintas di sebuah trotoar.

"Kan pedagang di sini memang perlu makan, kami kan juga enggak cari makan dengan cara tidak halal," kata seorang pria dengan nada tinggi.

Seorang peserta aksi tampak mencoba berdialog dengan sejumlah pria tersebut.

"Pedagang di sini pengennya diatur. Tapi kalau digusur kami enggak mau," lanjut pria itu memotong penjelasan peserta aksi.

Video tersebut telah disukai oleh lebih dari 600 netizen dan dibagikan lebih dari 800 kali.

Pendiri sekaligus Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, yang turut dalam aksi tersebut mengatakan, selama aksi berlangsung pihaknya kerap mendapatkan kecaman.

"Kritik pedas sering sekali kami terima tapi tidak masalah. Kami pernah alami yang lebih buruk dari itu. Kami bahkan pernah diancam. Ini karena mereka belum mengerti tujuan kami," kata Alfred saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/11/2017).

Ia bercerita, saat itu pihaknya menggelar aksi tanpa pengawalan aparat keamanan.

"Karena kami hanya sedikit. Jadi tidak minta pendampingan polisi. Kebanyakan juga wanita. Jadi para pedagang cuma marah, enggak berani sampai main fisik," kata dia.

Alfred menambahkan, pihaknya akan terus menyuarakan hak para pejalan kaki, terutama di kawasan Tanah Abang yang terus saja menjadi sorotan.

"Kan Tanah Abang kita tau bahwa sejarahnya dari zaman Sutiyoso, Jokowi, Ahok, Djarot, Anies selalu jadi isu penting. Maksud kami, kami adalah bagian dari komunitas yang perlu mengingatkan fungsi trotoar," kata dia.  


Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us