Data Dagang China Lemah, Harga Minyak Tersandung 1%

PT Rifan Financindo ||  Harga minyak tersandung 1% pada hari Senin di Asia setelah China melaporkan pelemahan impor dan ekspor konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia. 


Minyak Mentah WTI Berjangka terjungkal 1,1%, menjadi $51,02 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 12.37 WIB.

Sementara itu, patokan global, Minyak Brent Berjangka untuk penyerahan Maret juga tersandung 1,1% ke $59,83.

"Minyak mentah berjangka kembali turun sebab perdagangan mulai untuk minggu baru di Asia, seiring dengan sebagian besar pasar saham di kawasan itu ... (seperti) China awal Senin melaporkan $351,76 miliar surplus perdagangan dalam dolar untuk tahun 2018, terendah sejak 2013," kata konsultan energi Vandana Hari dari Vanda Insights dalam sebuah catatan pada hari Senin.

Minyak berjangka mencatat kenaikan mingguan terbesar mereka dalam enam bulan pekan lalu berkat data yang menunjukkan penurunan output di antara produsen minyak utama dan penurunan mingguan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat Optimisme seputar kemungkinan resolusi untuk sengketa perdagangan AS-Tiongkok juga berkontribusi pada kenaikan.

Untuk minggu ini, patokan AS melonjak sekitar 7,6%, kenaikan mingguan terbesar sejak Juni. Ini menguat sekitar 6% untuk minggu ini.

OPEC yang dipimpin Arab Saudi dan sekutu non-anggotanya yang dipimpin oleh Rusia setuju untuk secara kolektif memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) selama enam bulan pertama tahun 2019 dalam upaya untuk mencegah melimpahnya pasokan global.

Baker Hughes melaporkan pada hari Jumat lalu bahwa jumlah pengeboran rig domestik untuk minyak turun 4 menjadi 873 pada minggu ke 4 bulan Januari.
PT Rifan Financindo ||  Itu adalah penurunan mingguan kedua berturut-turut dalam hitungan rig, menunjukkan penurunan produksi minyak mentah.

Baca juga :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us