Postingan

Freeport Akui Bersedia Tanggalkan Status Kontrak Karya

Gambar
PT Freeport Indonesia bersedia mengubah status dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Perubahan tersebut harus dilakukan agar perusahaan asal AS tersebut tetap bisa mengekspor mineral mentah maupun mineral olahan (konsentrat). Juru Bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan, Freeport Indonesia telah menyampaikan niatnya ke pemerintah Indonesia dan bersedia mengubah status KK menjadi IUPK. "Freeport Indonesia, telah menyampaikan kepada pemerintah kesediaannya untuk konversi menjadi IUPK," Namun ada syarat yang diminta Freeport Indonesia kepada pemerintah dalam tahap perubahan status KK menjadi IUPK. Syarat tersebut adalah adanya perjanjian stabilitas investasi terkait perpanjangan masa operasi, dan jaminan kepastian hukum dan fiskal. "Kami terus bekerjasama dengan pemerintah terkait perpanjangan operasional kami, bila disertai dengan perjanjian stabilitas investasi bagi jaminan kepastian hukum dan fiskal," ungkapnya. Menurut

Gerak IHSG Diperkirakan Masih Variatif

Gambar
JAKARTA, PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Rabu (18/1/2017) diperkirakan masih akan bergerak variatif, dengan rentang pergerakan antara 5.235 hingga 5.325. "Saham-saham yang mulai dicermati diantaranya ACES, BBNI, INCO, CTRA, WIIM, BSDE," kata analis dari Reliance Securities, Lanjar Nafi dalam keterangan tertulis. Pada penutupan perdagangan Selasa (17/1/2017) IHSG ditutup melemah tipis 3,07 poin (0,06 persen) ke level 5.266,94 dengan volume moderat. Pelemahan IHSG diiringi pelemahan indeks sektor konsumer yang tertekan 0,6 persen. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia di level 5,1 persen pada 2016 dan 5,3 persen pada 2017 dengan dukungan investasi swasta menyusul kebijakan moneter 2016. Lanjar menambahkan, Bank Dunia pun memprediksi inflasi yang rendah di 2017, mampu menstabilkan nilai tukar rupiah. "Namun perdagangan pada negara maju masih terlihat lesu dan berisiko. Terlihat investor

Aturan Baru Terbit, Freeport Terancam Tak Bisa Ekspor Mineral

Gambar
Jakarta, PT Rifan Financindo -- Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 Atas Perubahan Keempat PP Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Di dalam peraturan tersebut, pemerintah masih memperbolehkan pelaksanaan ekspor mineral asal pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan IUP Khusus (IUPK) berkomitmen untuk membangun proses pemurnian mineral (smelter). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut, pelaksanaan ekspor mineral merujuk pada pasal 112 ayat 5 di dalam peraturan tersebut, di mana ketentuan terkait diturunkan terhadap Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2017. Permen tersebut menyebutkan, ekspor mineral boleh dilakukan pemegang IUP dan IUPK dalam jangka lima tahun sampai smelter selesai dibangun. Nantinya, pembangunan smelter akan dipantau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah dan akan mengevaluasi tingkat kemajuan (progress) smelter dalam jangka waktu

Dolar Melorot, Harga Minyak Menanjak 2,5 Persen

Gambar
Jakarta, Rifanfinancindo -- Harga minyak melompat lebih dari 2,5 persen pada perdagangan Rabu (11/1), waktu Amerika Serikat (AS), seiring pelemahan dolar AS pasca konferensi pers Presiden terpilih, Donald Trump. Harga minyak juga dipengaruhi kabar Arab Saudi yang memangkas ekspor ke Asia. Dikutip dari Reuters, nilai tukar dolar AS melorot setelah pidato Trump yang dinilai mengecewakan investor. Semakin lemah nilai tukar, maka harga minyak dengan denominasi dolar AS juga semakin kurang darah. Penguatan harga minyak juga ditengarai oleh penurunan persediaan di hub minyak berjangka di Cushing, Oklahoma, AS, yakni sebanyak 579 ribu barel pada pekan lalu. Hasilnya, harga Brent berjangka meningkat US$1,46 per barel ke angka US$55,10 per barel. Sementara, harga West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$1,43 per barel ke angka US$52,5 per barel. Di sisi lain, eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi melansir telah memberitahu konsumennya di Asia terkait rencana memangka

Harga Minyak Kembali Tergerus Akibat Penguatan Dolar

Gambar
Jakarta, Rifan Financindo -- Harga minyak dunia turun sebesar 2 persen pada hari Selasa (10/1) waktu Amerika Serikat (AS), menyebabkan harga minyak menuju titik terendah selama sebulan terakhir. Penguatan mata uang dolar AS dan keraguan akan pemangkasan produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak mentah (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) menjadi penyebab utama pelemahan tersebut. Dikutip dari Reuters, Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya terlihat akan memangkas produksi. Namun, masih belum jelas apakah produsen minyak lain akan mengikuti jejak negara Arab tersebut. Irak, contohnya. Negara produsen minyak terbesar ke-dua diantara seluruh negara OPEC itu mengatakan akan meningkatkan ekspor dari pelabuhan Basra pada bulan Februari mendatang. Pelabuhan di Selatan Irak itu telah mencapai rekor ekspor tertinggi di awal Januari lalu. Di sisi lain, meningkatnya nilai tukar dolar AS juga menekan harga minyak yang dibanderol menggunakan denominasi

Emas Meningkat Tipis, Pasar Menanti Indikasi Terkait Rate Hike FED

Gambar
PT Rifan Financindo -- Harga emas pada sesi Asia hari Senin (09/01) ini terpantau mengalami kenaikan tipis, namun cenderung flat setelah menurun dari level tertinggi satu bulan, seiring dengan ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga selanjutnya. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di level harga 1,176 Dolar AS. Di samping itu, harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) anjlok di level Rp 542,000 dari sebelumnya Rp 586,000. Emas Meningkat Tipis, Pasar Menanti Indikasi Terkait Rate Hike FED  Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari naik 0.32 persen ke level harga 1,176 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Maret berada di level harga 16.51 Dolar AS per troy ons, turun tipis sebesar 0.05 persen; dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Maret diperdagangkan turun menjadi 2.543 Dolar AS per pound. Sela