Transformasi Digital, XL Pasang Target Hemat Capex Hingga 20%
Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -- Sebuah survei yang dilakukan oleh Microsoft Indonesia terhadap para pelaku bisnis di Asia pada tahun 2015 lalu diketahui sekitar 70 persen karyawan saat ini menghabiskan sedikitnya satu hari dalam seminggu untuk bekerja di luar kantor.
Business Group Head Microsoft Indonesia Lucky Gani mengatakan adopsi digitalisasi mengubah interaksi dan kebiasaan kerja para karyawan. Tren bekerja dalam grup secara mobile dan selalu terhubung dengan internet menjadikan sistem kerja tidak lagi kaku berdasarkan hierarki.
"Meski bekerja di luar kantor, kami mencatat 89 persen karyawan masih ingin mengakses kabar di kantor. Untuk itu perlu infrastruktur yang mendukung produktivitas," kata Lucky disela jumpa media di Jakarta (23/8).
Sejalan dengan survei ini, Microsoft mendapati 49 persen pelaku usaha merasa perlu melakukan transformasi digital demi menjaga eksistensi bisnisnya. Namun 52 persen diantaranya masih menggunakan perangkat pribadi untuk mendukung produktivitas, karena masih minimnya dukungan infrastruktur dari perusahaan.
Menghadapi fakta tersebut, operator XL Axiata menganggap transformasi digital sebagai keharusan untuk bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Mengingat, operator telekomunikasi bukan satu-satunya bidang usaha yang sadar akan pentingnya melakukan transformasi digital. Dalam 16 tahun terakhir, perusahaan yang bergerak dalam bidang elektronik, gas dan minyak, retail, dan bank turut melakukan perubahan ke arah digital.
Chief Service Managment Officer XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan transformasi digital mampu meningkatkan efisiensi waktu karena mengubah gaya bekerja menjadi lebih cepat. Dilihat dari sisi pembiayaan, adopsi digital memakan biaya lebih sedikit dibandingkan solusi tradisional.
"Adopsi teknologi baru ke arah komputasi awan membuat bekerja menjadi efisien sehingga berdampak langsung untuk konsumen, kolaborasi internal, dan belanja modal (capex) perusahaan," ucapnya di kesempatan yang sama.
Dampak bagi pelanggan yang dimaksud yakni kolaborasi tim yang lebih cepat dalam menyelesaikan komplain. Sementara dalam konteks internal perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Bukan hanya itu, target mencapai efisiensi hingga 20 persen dari total belanja modal (capex) tahunan diprediksi dapat tercapai dengan adopsi komputasi awan.
"Salah satu tujuan kami mengadopsi Office 365 sebagai fondasi dasar menciptakan konsep kantor masa depan yang menyediakan kapasitas penyimpanan data dan email lebih besar serta bisa diakses secara realtime," imbuhnya.
Yessie memastikan perusahaan butuh waktu 4 bulan penerapan, implementasi layanan Office 365 di XL sudah mencapai 100 persen. Sejauh ini, manfaat yang sudah terlihat antara lain terselesaikannya persoalan bouncing email berkat kapasitas mailbox per pengguna yang mencapai 50GB, kapasitas penyimpanan OneDrive sebesar 1TB, serta meningkatnya efisiensi dan keamanan jaringan perusahaan. Rifan Financindo Berjangka
Business Group Head Microsoft Indonesia Lucky Gani mengatakan adopsi digitalisasi mengubah interaksi dan kebiasaan kerja para karyawan. Tren bekerja dalam grup secara mobile dan selalu terhubung dengan internet menjadikan sistem kerja tidak lagi kaku berdasarkan hierarki.
"Meski bekerja di luar kantor, kami mencatat 89 persen karyawan masih ingin mengakses kabar di kantor. Untuk itu perlu infrastruktur yang mendukung produktivitas," kata Lucky disela jumpa media di Jakarta (23/8).
Sejalan dengan survei ini, Microsoft mendapati 49 persen pelaku usaha merasa perlu melakukan transformasi digital demi menjaga eksistensi bisnisnya. Namun 52 persen diantaranya masih menggunakan perangkat pribadi untuk mendukung produktivitas, karena masih minimnya dukungan infrastruktur dari perusahaan.
Menghadapi fakta tersebut, operator XL Axiata menganggap transformasi digital sebagai keharusan untuk bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Mengingat, operator telekomunikasi bukan satu-satunya bidang usaha yang sadar akan pentingnya melakukan transformasi digital. Dalam 16 tahun terakhir, perusahaan yang bergerak dalam bidang elektronik, gas dan minyak, retail, dan bank turut melakukan perubahan ke arah digital.
Chief Service Managment Officer XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan transformasi digital mampu meningkatkan efisiensi waktu karena mengubah gaya bekerja menjadi lebih cepat. Dilihat dari sisi pembiayaan, adopsi digital memakan biaya lebih sedikit dibandingkan solusi tradisional.
"Adopsi teknologi baru ke arah komputasi awan membuat bekerja menjadi efisien sehingga berdampak langsung untuk konsumen, kolaborasi internal, dan belanja modal (capex) perusahaan," ucapnya di kesempatan yang sama.
Dampak bagi pelanggan yang dimaksud yakni kolaborasi tim yang lebih cepat dalam menyelesaikan komplain. Sementara dalam konteks internal perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Bukan hanya itu, target mencapai efisiensi hingga 20 persen dari total belanja modal (capex) tahunan diprediksi dapat tercapai dengan adopsi komputasi awan.
"Salah satu tujuan kami mengadopsi Office 365 sebagai fondasi dasar menciptakan konsep kantor masa depan yang menyediakan kapasitas penyimpanan data dan email lebih besar serta bisa diakses secara realtime," imbuhnya.
Yessie memastikan perusahaan butuh waktu 4 bulan penerapan, implementasi layanan Office 365 di XL sudah mencapai 100 persen. Sejauh ini, manfaat yang sudah terlihat antara lain terselesaikannya persoalan bouncing email berkat kapasitas mailbox per pengguna yang mencapai 50GB, kapasitas penyimpanan OneDrive sebesar 1TB, serta meningkatnya efisiensi dan keamanan jaringan perusahaan. Rifan Financindo Berjangka
Komentar
Posting Komentar