Berjangka Asia Melonjak Terkait Laporan Stimulus; Dolar Pertahankan Penurunan

Indeks berjangka Asia berkutat dekat keuntungan di bursa AS setelah adanya laporan bahwa bank sentral China mengintensifkan langkah-langkah stimulus. Dolar mempertahankan penurunan terhadap sebagian besar rekan-rekan utama sebelum Federal Reserve mengkaji kembali kenaikan tingkat suku bunga, sementara minyak mentah mendekati level tertinggi dua minggu.

Kontrak pada indeks dari Jepang hingga Hong Kong naik setidaknya 0,2% dalam perdagangan terakhir. Kontrak pada indeks S&P 500 sedikit berubah pada pukul 07:22 pagi di Tokyo, setelah indeks acuan AS yang membukukan penurunan dalam dua hari menguat 0,8%, terbesar dalam sebulan. Dolar Australia berada di level 90,84 sen AS setelah menguat 0,7% pada sesi perdagangan terakhir untuk mengakhiri penurunan enam hari, sementara mata uang emerging-market Asia menguat. Minyak di New York berada di level $ 94,76 per barel.

China menyediakan 500 miliar yuan ($ 81.4 miliar) likuiditas untuk lima bank terbesar di Negara tersebut, Sina.com melaporkan, setelah pemimpin dalam ekonomi terbesar di Asia tersebut berusaha untuk mendukung pertumbuhan di tengah tanda-tanda perlambatan yang memburuk. Spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan janjnya untuk mempertahankan tingkat suku bunga tetap rendah untuk "waktu yang di rasa cukup" menghantarkan Indeks Bloomberg Dollar Spot mengalami penurunan terbesar sejak bulan Mei, dengan quantitative easing atau pelonggaran kuantitatif di jalur untuk berakhiri di bulan depan. Baik AS dan Malaysia melaporkan data inflasi hari ini, sementara Thailand akan mengulas kembali kebijakan tingkat suku bunga. Referendum kemerdekaan Skotlandia akan dilaksanakan besok.(frk)

Sumber : Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us