Postingan

Korban Harga Minyak Anjlok, 400 Karyawan Kena PHK

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Jakarta -Harga minyak dunia yang anjlok benar-benar membuat frustasi perusahaan-perusahaan minyak. Anak usaha dari raksasa perusahaan minyak Tiongkok, CNOOC, yaitu Nexen Energy, bakal memangkas 400 karyawannya karena kondisi ini. Seperti yang dilansir dari BBC, Jumat (20/3/2015), Nexen bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 400 karyawannya, di wilayah operasi Amerika Utara dan Inggris. Di Amerika Utara, 340 karyawan bakal dirumahkan. Sedangkan di Inggris, akan ada 60 karyawan Nexen yang terancam tak punya pekerjaan. Tak diragukan lagi, alasan perusahaan melakukan PHK, karena kondisi bisnis yang tengah melambat akibat harga minya dunia yang anjlok mencapai 50% sejak Juni tahun lalu. Saat ini bahkan harga minyak di bawah US$ 50/barel, dari angka tertingginya di atas US$ 100/barel pada tahun lalu. Meski begitu, perusahaan besar di Tiongkok ini telah berjanji‎ pada pemerintah Kanada untuk tetap mempertahankan manajemen perusahaan

Sentimen Suku Bunga The Fed, Antarkan Emas Pangkas Gain Dari Level 2 Pekan Tertinggi

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Emas memangkas gain setelah hampir mencapai level 2 pekan tertingginya ditengah adanya kecemasan baru bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga AS, meskipun The Fed sendiri memangkas outlook suku bunga pinjaman. The Fed menurunkan komitmen bersabar terkait pengetatan kebijakan pada pernyataannya hari Rabu kemarin ditengah The Fed menurunkan proyeksi suku bunga di akhir tahun 2015 ini. Sementara dolar mengalami rebound dengan mencatatkan kenaikan sebesar 1.5% terhadap 10 mata uang lainnya terkait spekulasi bahwa suku bunga pinjaman yang akan naik ditengah ekonomi negara lainnya melakukan pelonggaran moneter. Peningkatan suku bunga menurunkan daya tarik emas karena logam mulia secara umum memberikan return hanya dengan kenaikan harga, hal tersebut mengantarkan para investor kepada aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi. Sedangkan kepemilikan pada ETF (exchange-traded fund) berbasis emas mencatat pen

Outlook Suku Bunga The Fed Angkat Dolar Rebound dari Penurunan Terbesar

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Dolar rebound dari penurunan terbesarnya dalam 6 tahun terakhir di tengah spekulasi Federal Reserve yang tetap akan menaikkan suku bunga pada tahun ini bahkan setelah memangkas proyeksi suku bunga acuan. Mata uang Dolar AS menguat terhadap 13 dari 16 mata uang utama pasca The Fed semakin mendekati untuk tingkat yang lebih tinggi dengan latar belakang pelonggaran global, yang dipimpin oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ). Ketua Fed Janet Yellen tidak akan mengabaikan kenaikan suku bunga pada awal Juni mendatang setelah bank sentral menghapus komitmennya untuk bersabar pada pengetatan kebijakan moneter hari Rabu. Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mengukur kinerja mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 1,4 % ke level 1,211.18 pada pukul 15:05 siang waktu New York, menghentikan penurunan selama tiga hari. Indeks tersebut mencapai level 1,222.12 pada tanggal 13 Maret lalu, yang merupakan level tertingginya berdasa

Melemahnya Saham Energi, Jatuhkan Bursa AS 0.5% di Sesi Penutupan

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA. Bursa Saham AS ditutup melemah, setelah mengalami reli pada hari Rabu kemarin terkait pernyataan kebijakan Federal Reserve, pelemahan hari ini akibat anjloknya saham perbankan dan perusahaan energi pasca penurunan harga minyak. Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.5% ke level 2,089.40 pukul 4 sore ini waktu New York. Sementara Indeks Nasdaq Composite menguat 0.2% setelah sempat kembali mencapai level 5,000. Indeks S&P 500 berada pada laju sesi ke 22 secara beruntun tanpa kenaikan yang sekaligus sesi terpanjangnya sejak penurunan selama 23 hari pada Juni 2010 silam. Indeks acuan tersebut tidak pernah turun selama 4 hari beruntun di tahun 2014 kemarin. Sementara itu, dolar rebound dari penurunan tertajamnya terhadap euro dalam waktu 6 tahun terakhir. Indeks Spot Dolar Bloomberg mendulang gain 1.4% yang sekaligus menghentikan penurunan selama 3 hari terakhir. Kemarin Indeks S&P 500 menguat sebesar 1.2% steelah The Fe

Waterfront Securities: IHSG Diperkirakan Menguat

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA,  Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 18 Maret 2015 ditutup melemah 0,48% pada level 5413. Sektor konsumer mengalami koreksi terbesar. Investor asing net sell Rp 405,5 miliar.  Indeks di bursa Wall Street ditutup menguat setelah The Fed menyatakan ekonomi AS tumbuh moderat dan The Fed akan mengindikasikan suku bunga naik lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.  Yield US treasury dan dollar AS melemah, sedangkan harga minyak dan emas menguat. The Fed menyatakan akan menunggu pertumbuhan ekonomi mampu mendorong inflasi. The Fed juga menurunkan target Fed Fund Rate pada akhir 2015 menjadi 0,625% dari perkiraan bulan Desember lalu yang sebesar 1,125%.  The Fed menyatakan tidak akan terjadi kenaikan suku bunga pada bulan April dan akan menunggu laju inflasi mencapai target yang ditetapkan serta pasar tenaga kerja mengalami kemajuan.  Janet Yellen menyatakan meskipun The Fed menghilangkan kata sabar dalam

The Fed Masih Bersabar Naikkan Suku Bunga, Wall Street Positif

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA.  New York -Pasar saham Wall Street berakhir positif setelah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, masih bersabar soal rencana kenaikan suku bunga acuan. Padahal, sudah hampir satu dekade rencana ini digulirkan. Gubernur The Fed Janet Yellen mengaku belum menentukan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga, tapi malah memberikan prediksi besaran bunga dalam beberapa tahun ke depan sambil menurunkan target pertumbuhan ekonomi AS. Komentar 'bersayap' Yellen itu diprediksi analis sebagai sinyal naiknya suku bunga di Juni mendatang. Padahal belum ada pernyataan pasti dari yang bersangkutan. Seluruh sektor di S&P 500 berhasil menguat setelah pernyataan Yellen itu. Investor memang menahan diri sampai keluar komentar dari mulut Yellen. "Dengan tidak tergesa-gesanya The Fed, ini sudah jelas suku bunga tidak akan naik dalam waktu dekat," kata David Joy, kepala analis dari Ameriprise Financial d

The Fed Turunkan Outlook Suku Bunga, Minyak Pertahankan Rebound

Gambar
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Minyak mempertahankan rebound dari harga terendah dalam enam tahun terakhir setelah Federal Reserve menurunkan perkiraan untuk tingkat suku bunga, yang melemahkan dolar. Minyak berjangka sedikit berubah di New York setelah pada hari Rabu menguat 2,8%, kenaikan pertama dalam tujuh hari. Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang mengukur kinerja mata uang terhadap 10 mata uang utama, turun 1,8% setelah pejabat The Fed menurunkan perkiraan rata-rata mereka untuk federal fund rate pada akhir tahun 2015 dan 2016. Melemahnya dolar meningkatkan daya tarik investasi minyak. Minyak mentah masih turun 17% dari puncaknya di tahun ini pada bulan bulan Februari setelah output AS terus meningkat, bahkan setelah jumlah pengebor siaga dari rig pengeboran yang aktif menuju ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Stok minyak mentah AS dan produksi naik ke rekor di konsumen terbesar dunia, menurut data dari Energy Information Administration (EIA).