Index Market Report, 10/12/2013

                                        Bursa Hong Kong berakhir naik 0.29 persen

       Hong Kong, AFP
(09/12) – Bursa saham Hong Kong berakhir 0,29 persen lebih tinggi pada hari Senin, menyusul arahan positif dari Wall Street setelah data menunjukkan tingkat pengangguran AS yang turun tajam selama bulan lalu . Indeks acuan Hang Seng ditutup naik 68,07 poin menjadi 23,811.17 dengan volume transaksi senilai HK$53.99 milyar ($6.97 milyar). Indeks juga diberi tumpangan positif oleh data China pada akhir pecan yang menunjukkan peningkatan ekspor bulan November sebesar 12,7 persen per tahun. Dan pada hari Senin, pemerintah China mengatakan bahwa tingkat inflasi melambat menjadi 3,0 persen, sehingga memberikan para pemimpin lebih banyak ruang untuk menyeimbangkan kebijakan ekonomi untuk memulai pertumbuhan yang lebih berkesinambungan. 
     Tiga indeks utama AS membukukan keuntungan yang solid setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan bahwa tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir menjadi 7,0 persen pada November, dari 7,3 persen pada bulan Oktober, dan perekonomian menambahkan sebanyak 203.000 pekerjaan baru di bulan lalu. The Dow naik 1,26 persen, S & P 500 bertambah 1,12 persen dan Nasdaq melonjak 0,73 persen pada Jumat. Sementara itu, pasar saham China ditutup datar. Indeks Shanghai Composite naik tipis 1,09 poin menjadi 2,238.20 dengan nilai transaksi 84,4 miliar yuan ($ 13.9 milyar). (brc)

                                 Bursa saham Tokyo melonjak 2.29 persen pada penutupan
        Tokyo, AFP
(09/12) – Saham Tokyo melonjak 2,29 persen pada Senin dengan dorongan yang kuat dari Wall Street dan karena pelemhana yen yang memberikan dorongan terhadap saham-saham eksportir. Indeks Nikkei 225 bertambah 350,35 poin menjadi 15,650.21, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham bagian pertama naik 1,58 persen, atau 19,49 poin, menjadi 1,255.32. "Nikkei berada di zona beli setelah jatuh tajam minggu lalu dan kondisi pasokan serta permintaan yang baik," ungkap Hiroichi Nishi, general manager ekuitas dari SMBC Nikko Securities kepada Dow Jones Newswires. Spekulasi atas percepatan tapering dari the Fed, AS telah membantu meningkatkan dolar terhadap yen, memberikan tumpangan gain untuk saham eksportir Jepang 
         Pelemahan yen membantu membuat mereka menjadi lebih kompetitif di luar negeri dan mengembang laba yang telah direpatriasi. Saham Sony naik 1,30 persen menjadi ¥ 1.862, Toyota naik 1,28 persen menjadi ¥ 6.300, sementara operator toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing melonjak 3,33 persen menjadi ¥ 38.700. Di perdagangan forex, greenback ditransaksikan pada level ¥ 103,06 di Tokyo pada perdagangan sore, naik dari ¥ 102,85 pada hari Jumat sore di New York. Investor tampaknya mengabaikan data revisi turun dari pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga pemerintah Jepang menjadi 0,3 persen dari perkiraan awal sebesar 0,5 persen. (brc)

                                                        S & P naik ke rekor baru
          New York, Bloomberg
(09/12) – Saham-saham AS naik, mengirimkan Indeks Standard & Poor 500 ke rekor barunya, karena investor menimbang “timing” dari rencana tapering Federal Reserve di tengah negosiasi anggaran di Washington. Index S & P 500 naik 0,2 persen menjadi 1,808.37 di New York, melampaui rekor sebelumnya di 1,807.23 yang tercatat pada 27 November lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 5,33 poin, atau kurang dari 0,1 persen, ke level 16,025.53. Indeks jatuh kurang dari 0,1 persen pekan lalu, akhiri reli delapan minggu yang terpanjang dalam hampir satu dekade, karena membaiknya data ekonomi memicu kekhawatiran bahwa Fed akan mengurangi stimulus lebih cepat dari yang diperkirakan. Para pembuat kebijakan Fed mungkin akan mulai melakukan tapering dari pembeli obligasi bulanannya pada pertemuan 17-18 Desember mendatang, menurut 34 persen ekonom yang disurvei Bloomberg pada 6 Desember lalu, meningkat dari 17 persen pada survei bulan November. 
          Pada bulan November, 53 persen memperkirakan tapering akan terjadi di Maret, dibandingkan dengan 40 persen dalam jajak pendapat dari 35 ekonom. Presiden Fed Bank of St Louis, James Bullard mengatakan dalam pidato hari ini bahwa kemungkinan tepering pembelian obligasi telah meningkat seiring dengan kenaikan di pasar tenaga kerja, namun setiap tapering harus perlahan ditengah inflasi yang masih rendah. Bank sentral juga akan mengamati hasil pembicaraan anggaran AS. Negosiator kongres mendekati kesepakatan untuk
memangkas pemotongan belanja otomatis dan gagal pembicaraan fiskal yang telah berlangsung selama 3 tahun di Washington . Perwakilan Republik, Paul Ryan dan Senator Demokrat, Patty Murray mengatakan mereka optimis untuk bisa mencapai kompromi dengan batas waktu 13 Desember mendatang. (brc)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us