Index Market Report, 10/01/2014

                Saham Hong Kong Turun Pasca Kenaikan Terbesar dalam Tujuh Minggu Terakhir

        Hong Kong, Bloomberg (9/01)
– Saham-saham Hong Kong akhiri sesi Kamis dengan penurunan pasca sebelumnya membukukan reli tertajam dalam tujuh minggu terakhir setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa inflasi China mengalami perlambatan lebih dari perkiraan dan saham Great Wall Motor Co. merosot.
         
           Saham Great Wall anjlok 8,5 persen setelah produsen truk di China tersebut memperkirakan penurunann pertumbuhan atas penjualannya. Belle International Holdings Ltd. turun 4,2 persen, memangkas lonjakan 13 persen kemarin, setelah HSBC Holdings Plc. kemarin mengatakan bahwa reli sahamnya kemarin menunjukkan 'kegembiraan irasional' terhadap penjual saham perusahaan alas kaki No.1 di China tersebut. Sunac China Holdings Ltd. naik 5 persen setelah pengembang rumah mewah itu mengatakan bahwa mereka mengharapkan kenaikan penjualan sebesar 28 persen dari rumah pada tahun ini dibandingkan tahun 2013 lalu bahkan ketika pembatasan properti di kota-kota besar diperketat.
           
         Indeks Hang Seng turun 0,9 persen menjadi 22,787.33 pada sesi penutupan, dengan hampir empat saham jatuh untuk setiap satu yang naik. Indeks tersebut melonjak 1,2 persen kemarin, terbesar sejak 18 November yang lalu. Indeks saham daratan Hang Seng China Enterprises yang diperdagangkan di Hong Kong, yang dikenal sebagai indeks H - shares, turun 1,7 persen menjadi 10,152.82 setelah naik kemarin untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir.

                                                Bursa saham Toko ditutup turun 1.50%

           Tokyo, AFP (9/01) –
Bursa saham Tokyo ditutup turun 1,50 persen pada sesi perdagangan Kamis karena lanjutan aksi profit taking meskipun terjadi pelemahan yen, namun kondisi ini gagal untuk mengangkat pasar ke wilayah positif. Indeks acuan Nikkei 225 merosot 241,12 poin menjadi 15,880.33, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham bagian pertama tergelincir 0,73 persen, atau 9,48 poin, menjadi 1,296.75. Kemerosotan hari menambahkan kerugian sejak awal pekan karena aksi profit taking dikalangan investor yang merasa bahwa Nikkei telah melonjak hingga 57 persen tahun lalu - kinerja terbaik sejak tahun 1972.
        
       Di AS, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,41 persen menjadi 16,462.74. Risalah rapat kebijakan the Fed pada 18 Desember yang dirilis kemarin menjelaskan tentang rencana pemangkasan program pembelian aset sebesar $ 10 miliar menjadi $ 75miliar per bulan yang akan di mulai bulan Januari ini. Kini para investor berspekulasi tentang kemungkinan penurunan lebih lanjut setelah pertemuan bank sentral AS pada akhir bulan ini, dengan pasar yang akan mengamati data pekerjaan  resmi AS pada hari Jumat. Angka tersebut dipandang sebagai ukuran utama untuk setiap pengurangan stimulus lebih lanjut. Pada hari Rabu, perusahaan payrolls, ADP mengeluarkan laporan yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan sektor swasta AS yang melonjak pada bulan Desember, melewati tertinggi November untuk laju yang paling kuat tahun ini dengan pembukaan lapangan kerja baru sebesar 238.000. Berakhirnya pelonggaran kebijakan moneter AS adalah positif untuk dolar, yang naik di perdagangan Tokyo sore hari ke ¥ 104,90 dari ¥ 104,82 di New York pada Rabu sore, tapi masih turun dari harga ¥ 105 di Tokyo pada Rabu malam. (brc)

                      Sektor Ritel Turun Jelang Data Pekerjaan, Saham AS Sedikit Berubah
           New York, Bloomberg (9/01)
– Saham-saham AS Sedikit berubah sejalan dengan dengan turunnya sektor ritel dan para investor menunggu laporan pekerjaan besok untuk indikator apakah Federal Reserve akan mempercepat laju pemangkasan stimulus. Indeks S&P 500 naik kurang dari 1 poin ke level 1,838.13 pada pukul 4 sore di New York. “Kamu akan melihat beberapa antisipasi bahwa angka pekerjaan besok akan sangat tinggi,” menurut Walter Todd, CIO (chief investment officer) dari Greenwood Capital Associates LLC di Greenwood, Carolina Selatan, menyatakan lewat telepon. “Hal itu dapat mengubah jadwal Federal Reserve keluar dari pelonggaran kuantitatif.” Indeks S&P 500 telah mengalami penurunan sebesar 0.7% di tahun 2014, pasca kenaikan sebesar 30% pada tahun lalu, kebaikan tajam sejak tahun 1997. Tiga putaran stimulus Federal Reserve telah membantu mendorong indeks S&P 500 naik sebesar 173% dari level 12 tahun terendahnya di tahun 2009. (bgs)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang