Dollar AS bersinar, emas jadi pudar

JAKARTA.Rifan Financindo Berjangka -- Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif membuat harga sebagian besar komoditas terpuruk. Termasuk harga emas. Mengutip Bloomberg, Jumat (16/9) lalu, harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange merosot 0,59% menjadi US$ 1.310,20 per ons troi.

Bahkan bila dihitung dalam sepekan, harganya sudah anjlok 1,82%.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudin menuturkan, ini adalah penurunan mingguan emas pertama setelah dalam dua pekan berhasil mendulang kenaikan. Tekanan pada harga emas makin terasa setelah AS merilis data inflasi Agustus 2016 yang naik 0,2%.

Hal ini semakin memperkuat ekspektasi pelaku pasar atas peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS atawa Fed Funds Rate (FFR) pada rapat FOMC pekan ini. Tetapi tidak semua sentimen yang menggerakkan emas buru.

Pelaku pasar juga tengah menanti rapat Bank of Japan (BoJ). Ada dugaan BoJ akan melonggarkan stimulus moneternya lagi. "Dengan peluang BoJ memangkas suku bunga dan memperpanjang QE, pamor emas bisa terangkat lagi," ujar Nanang.

Menurut hitungan Nanang, hari ini (19/9) harga emas berpotensi koreksi. "Walau rentangnya akan terbatas dan sempit," kata dia.

Maklum, di situasi serba tidak pasti, pelaku pasar akan memburu aset safe haven seperti emas. Di tangan USD Masalahnya, saat ini permintaan emas tengah turun, terutama dari India dan China. Penyebabnya, harga yang sudah terlalu tinggi.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menambahkan, permintaan dari China dan India belum akan membaik lantaran saat ini masuk musim liburan. Perkiraan Deddy, jika FFR naik, harga emas akan terpuruk di kisaran US$ 1.297-US$ 1.300 per ons troi.

Tapi jika FFR tak naik, bukan tidak mungkin emas melambung ke US$ 1.368 per ons troi. Ini menunjukan, fokus utama pasar saat ini tertuju pada Amerika Serikat. Artinya, katalis lainnya bakal tersingkirkan untuk sementara.

Fed Fund Futures menunjukkan, peluang The Fed menaikkan suku bunga bulan ini hanya 20%. "Tapi perlu diingat bahwa dollar AS akan tetap kuat karena masih berada pada jalur pengetatan kebijakan moneter yang positif," analisa Deddy.

Ini sejalan dengan prediksi Goldman Sachs Inc, bahwa sampai tahun 2019, ada peluang dollar AS menguat sekitar 15%. Tentunya, posisi unggul the greenback menjadi ganjalan bagi emas.

Dari sisi teknikal harian, Deddy menjelaskan harga emas saat ini berada di bawah moving average (MA) 50 yang mendukung pelemahan lanjutan. Ini sejalan dengan garis moving average convergence divergence (MACD) di bawah garis 0 yang berpola downtrend.

Stochastic yang sudah masuk area overbought pun mendukung koreksi. Selain itu, indikator relative strength index berada di level 42 yang mengarah turun. Deddy memprediksi harga emas hari ini bergulir di kisaran US$ 1.303,60–US$ 1.328,40 per ons troi.

Sedang menurut perhitungan Nanang, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.304–US$ 1.350 per ons troi sepekan ke depan. 
Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us