Harga Minyak Kembali Ambruk 3%

Rifan Financindo Berjangka -- New York: Harga minyak mentah kembali mengalami penurunan sebesar tiga persen. Hari ini, untuk kali kedua berturut-turut harga minyak merosot karena kelebihan pasokan minyak mentah global.

Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan persediaan minyak sulingan Amerika Serikat (AS) seperti diesel dan minyak pemanas naik sebesar 4,6 juta barel dalam sepekan. Analis berharap ada peningkatan 1,5 juta barel.

Stok bensin juga diharapkan naik, meskipun persediaan minyak mentah turun ke 559.000 barel. Para analis memperkirakan memproduksi minyak mentah sebesar 3,8 juta barel.

Reuters melansir, Kamis, 15 September, harga minyak mentah Brent LCOc1 turun USD1,25 per barel atau 2,7 persen menjadi USD45,85 per barel. Sedangkan minyak AS West Texas Intermediate CLc1 jatuh USD1,32 per barel atau 2,9 persen menjadi USD43,58 per barel.

Komentar IEA terhadap harga minyak dunia ini diikuti dengan penuruanan terhadap minyak mentah sebesar 14,5 juta barel pada minggu sebelumnya.

Sebelumnya, harga minyak mentah turun sebanyak tiga persen setelah pengawas energi dan OPEC merevisi perkiraan yang menandakan kelebihan pasokan minyak mentah global bisa bertahan lebih lama dari yang diharapkan.

 Harga minyak mentah dunia menguat hampir satu persen lebih tinggi pada perdagangan Senin karena melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Selain itu, AS pasar ekuitas AS juga turut membantu minyak mentah berjangka rebound dari penurunan awal yang tertekan oleh kekhawatiran tentang meningkatnya aktivitas pengeboran minyak di AS.

Reuters melansir, Selasa, 13 September, harga minyak mentah Brent LCOc1 ditutup naik 31 sen atau 0,7 persen menjadi USD48,32 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate CLc1 naik 41 sen atau hampir satu persen ke posisi USD46,29 per barel.

Prakiraan produksi minyak serpih AS pada Oktober juga mendukung kenaikan harga minyak, walaupun kenaikan ditutup oleh harapan bahwa stok AS mungkin telah dibangun lagi minggu lalu setelah kenaikan tajam pada minggu sebelumnya.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ada pasokan sebesar 4,5 juta barel dalam stok minyak mentah AS pada pekan lalu, setelah secara tak terduga merosot 14,5 juta barel di minggu sebelumnya, penurunan terbesar sejak 1999.

Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan bertemu dengan anggota non-OPEC di sebuah acara industri di Aljazair pada 26-28 September untuk membahas pembekuan produksi yang diperkirakan beberapa analis akan terwujud.
 Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us