Izin Investasi Dipermudah, Investor Singapura Segera Bangun Kilang di Batam
JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka – Sebuah perusahaan Singapura, PT Enerco RPO Internasional segera membangun kilang treated distillate aromatic extract (TDAE) di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam, setelah ditantanganinya nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik kawasan industri yakni PT Kabil Citranus dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, melalui program Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KILK).
BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembanguan kilang TDAE di Batam, sementara proses pengurusan dokumen tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penandantanganan MoU dilakukan oleh BP Batam, investor, dan pemilik kawasan, di Jakarta, Senin (19/9/2016).
Turut menyaksikan penandatanganan MoU Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
“Saya menyambut baik penandatanganan ini, pada bidang industri beton maupun migas,” kata Darmin usai penandatangan MoU.
Darmin mengatakan, pemerintah ingin mewujudkan Batam menjadi lebih efisien dan kondusif untuk investor.
Menurut Darmin, sudah terlalu lama Batam tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mendukung sepenuhnya BP Batam dalam melakukan penyederhanaan prosedur pemberian izin dan membangun infrastruktur.
“Kami percaya Batam adalah kawasan yang menarik untuk pengembangan usaha. Dan hal itu sudah mulai ditunjukkan dengan MoU hari ini. Saya tentu saja ingin menitipkan pesan pada investor Batam yang hadir di sini untuk mengundang mitra bisnisnya dari Singapura juga berinvestasi di sini,” imbuh Darmin.
Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di Batam, tidak hanya pelabuhan melainkan juga bandara.
“Batam akan menjadi atraktif bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga negara kawasan lainnya,” kata Hatanto.
Sementara itu, Komisaris Enerco Hendro Sutandi menyatakan kilang TDAE ini akan menjadi yang pertama di Indonesia sekaligus terbesar di kawasan Asia.
Kilang ini akan memproduksi minyak proses yang ramah lingkungan dan memenuhi persyaratan kesehatan (non-karsinogenik), yaitu rubber process oil (RPO) jenis TDAE.
TDAE ini akan digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan ban berstandar internasional (high performance tyre).
Sebagai informasi, Enerco akan menginvestasikan dana sebesar 98 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk proyek kilang TDAE.
Pekerjaan engineering telah dimulai Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017.
Kilang TDAE akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam di atas lahan seluas 2,3 hektare (ha). Kilang TDAE ini dirancang dengan kapasitas produksi lebih 100.000 TDAE per tahun.
Rifan Financindo Berjangka
BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembanguan kilang TDAE di Batam, sementara proses pengurusan dokumen tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penandantanganan MoU dilakukan oleh BP Batam, investor, dan pemilik kawasan, di Jakarta, Senin (19/9/2016).
Turut menyaksikan penandatanganan MoU Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
“Saya menyambut baik penandatanganan ini, pada bidang industri beton maupun migas,” kata Darmin usai penandatangan MoU.
Darmin mengatakan, pemerintah ingin mewujudkan Batam menjadi lebih efisien dan kondusif untuk investor.
Menurut Darmin, sudah terlalu lama Batam tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mendukung sepenuhnya BP Batam dalam melakukan penyederhanaan prosedur pemberian izin dan membangun infrastruktur.
“Kami percaya Batam adalah kawasan yang menarik untuk pengembangan usaha. Dan hal itu sudah mulai ditunjukkan dengan MoU hari ini. Saya tentu saja ingin menitipkan pesan pada investor Batam yang hadir di sini untuk mengundang mitra bisnisnya dari Singapura juga berinvestasi di sini,” imbuh Darmin.
Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di Batam, tidak hanya pelabuhan melainkan juga bandara.
“Batam akan menjadi atraktif bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga negara kawasan lainnya,” kata Hatanto.
Sementara itu, Komisaris Enerco Hendro Sutandi menyatakan kilang TDAE ini akan menjadi yang pertama di Indonesia sekaligus terbesar di kawasan Asia.
Kilang ini akan memproduksi minyak proses yang ramah lingkungan dan memenuhi persyaratan kesehatan (non-karsinogenik), yaitu rubber process oil (RPO) jenis TDAE.
TDAE ini akan digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan ban berstandar internasional (high performance tyre).
Sebagai informasi, Enerco akan menginvestasikan dana sebesar 98 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk proyek kilang TDAE.
Pekerjaan engineering telah dimulai Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017.
Kilang TDAE akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam di atas lahan seluas 2,3 hektare (ha). Kilang TDAE ini dirancang dengan kapasitas produksi lebih 100.000 TDAE per tahun.
Rifan Financindo Berjangka
Sumber : Kompas.com
Komentar
Posting Komentar