Jelang Akhir Pekan, IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan

JAKARTA, Rifan Financindo Berjangka - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini (16/9/2016) diprediksi akan melanjutkan penguatan, setelah pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat hingga 2,32 persen atau 119 poin ke level 5.265.

Analis PT Asjaya Indossurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, pada perdagangan kemarin IHSG berhasil mengalami technical rebound, support telah lolos uji dan merangkak naik pada level 5.114.

"Potensi pergerakan mulai menunjukkan peningkatan kekuatan naik, walaupun capital outflow masih terlihat berlanjut," papar William dalam risetnya, Jumat (16/9/2016).

Menurut William, target resistance saat ini berada pada level 5.302 yang memiliki peluang untuk dapat digapai dalam beberapa waktu mendatang.

"Rilis data perekonomian masih menunjukkan kondisi dalam negeri yang masih cukup menjanjikan, hari ini IHSG berpotensi melanjutkan penguatan," pungkas William.

Beberapa saham yang dapat dijadikan rekomendasi pada perdagangan akhir pekan ini antara lain:

1. Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)

2. Saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)

3. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

4. Saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)

5. Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL)

6. Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

7. Saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

8. Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

9. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan, saham global semakin tergelincir pada pekan ini setelah harga minyak merosot tajam. Saham Asia pada penutupan perdagangan kemarin contohnya, diakhiri dengan hasil yang kurang menggembirakan.

Sebagian besar saham anjlok ke level terendah karena pasar semakin pesimis akan keefektifan upaya bank-bank sentral besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Saham Asia tertekan pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melemah mendekati 5.146.00 karena ketidakpastian peningkatan suku bunga federal reserve sangat mengganggu sentimen risiko," ujar Lukman kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2016).

Pasar Eropa juga kata Lukman terbebani oleh ketidakpastian langkah Fed di tahun 2016 dan Wall Street memasuki teritori bearish karena ketidakpastian ini membuat investor menghindari aset berisiko.

Menurut Lukman, pasar modal selama ini jelas terbantu oleh harapan intervensi bank sentral dalam mengatasi gejolak finansial, dan peningkatan spekulatif harga minyak memperbaiki sentimen risiko untuk sementara saja.

Pasar masih mengkhawatirkan kondisi ekonomi global dan ketidakpastian semakin tinggi menjelang pemilu AS. Karena itu, tren berpotensi menjadi bearish.

"Karena bank sentral sangat berhati-hati dalam mengambil langkah saat ini, kegelisahan pasar pun meningkat dan pemicu tak terduga bisa saja mengakibatkan aksi jual besar-besaran di pasar modal." pungkas Lukman.

Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us