IHSG Masih Berpotensi Melanjutkan Penguatan
Jakarta, Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) diperkirakan masih bergerak positif pada perdagangan
hari ini, Senin (9/1), setelah berhasil unjuk gigi pada perdagangan
akhir pekan lalu ke level 5.347 atau terkerek 21,51 poin (0,4 persen).
Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, secara teknikal, IHSG bakal melanjutkan penguatannya. Hal ini tak terlepas dari berototnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah The Federal Reserve memprediksi terjadi ketidakseimbangan fiskal pada pemerintahan Donald Trump.
"Ketika ada anggapan seperti itu, dolar AS turun, dimanfaatkan mata uang lainnya untuk menguat, termasuk Indonesia," ujar Reza kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.
Meski IHSG diprediksi melanjutkan penguatannya, ia mengingatkan, beberapa hal yang perlu diwaspadai. Di antaranya, rilis data ekonomi global yang akan memengaruhi penguatan dolar AS.
Beberapa data ekonomi tersebut, antara lain data penjualan kendaraan di China, data neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Jerman, termasuk data pengangguran di AS.
"Untuk momen-momen tertentu nilai tukar dolar AS akan mengalami peningkatan, sehingga berimbas terhadap pergerakan nilai tukar rupiah kita. Tetapi, untuk pekan ini lebih kepada respon data-data tersebut," papar Reza.
Hari ini, Reza memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.327-5.338 dan resisten 5.355 dan 5.360.
Sementara Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memproyeksi, IHSG hanya menunjukkan kenaikan jangka pendek dengan pergerakan dalam rentang support 5.234 dan resisten 5.388.
Menurut dia, IHSG akan menyambut data perekonomian terkait cadangan devisa. Data tersebut memiliki peluang untuk mengalami peningkatan, sehingga IHSG diprediksi menguat.
"Ini menunjukkan kondisi perekonomian dalam keadaan terkendali, ditunjang oleh stabilnya nilai tukar rupiah," terang William dalam risetnya.
Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, secara teknikal, IHSG bakal melanjutkan penguatannya. Hal ini tak terlepas dari berototnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah The Federal Reserve memprediksi terjadi ketidakseimbangan fiskal pada pemerintahan Donald Trump.
"Ketika ada anggapan seperti itu, dolar AS turun, dimanfaatkan mata uang lainnya untuk menguat, termasuk Indonesia," ujar Reza kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.
Meski IHSG diprediksi melanjutkan penguatannya, ia mengingatkan, beberapa hal yang perlu diwaspadai. Di antaranya, rilis data ekonomi global yang akan memengaruhi penguatan dolar AS.
Beberapa data ekonomi tersebut, antara lain data penjualan kendaraan di China, data neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Jerman, termasuk data pengangguran di AS.
"Untuk momen-momen tertentu nilai tukar dolar AS akan mengalami peningkatan, sehingga berimbas terhadap pergerakan nilai tukar rupiah kita. Tetapi, untuk pekan ini lebih kepada respon data-data tersebut," papar Reza.
Hari ini, Reza memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.327-5.338 dan resisten 5.355 dan 5.360.
Sementara Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memproyeksi, IHSG hanya menunjukkan kenaikan jangka pendek dengan pergerakan dalam rentang support 5.234 dan resisten 5.388.
Menurut dia, IHSG akan menyambut data perekonomian terkait cadangan devisa. Data tersebut memiliki peluang untuk mengalami peningkatan, sehingga IHSG diprediksi menguat.
"Ini menunjukkan kondisi perekonomian dalam keadaan terkendali, ditunjang oleh stabilnya nilai tukar rupiah," terang William dalam risetnya.
Rifanfinancindo
Komentar
Posting Komentar