Pelemahan IHSG Berlanjut, Amati Saham-saham Berikut

JAKARTA, PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Kamis (9/3/2017) diperkirakan masih akan bergerak bervariasi cenderung melemah.

Analis pasar dari Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 5.372-5.420.

"Saham-saham yang layak untuk diperhatikan diantaranya ASRI, BBTN, EXCL, JSMR, RALS, dan MPPA," kata Lanjar melalui keterangan tertulis, Kamis.

IHSG pada perdagangan Rabu (8/3/2018) juga bergerak bervariasi, ditutup melemah 8,85 poin (0,16 persen) di level 5.393,76, dengan volume yang cenderung rendah.

Indeks sektor infrastruktur dan pertambangan menjadi penekan IHSG, di tengah aksi beli investor asing dan naiknya cadangan devisa.

Kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 246,19 miliar di pasar reguler. Cadangan devisa naik 119,9 miliar dollar AS, lebih tinggi dari ekspektasi 117,2 miliar dollar AS.

"Antisipasi investor terhadap kenaikan suku bunga AS, dengan probabilitas di atas 70 persen menjadi faktor penekan ekuitas global," imbuh Lanjar.

Bursa Asia dan Eropa

Aksi kehati-hatian investor menjelang pertemuan The Fed membuat bursa Asia mayoritas tertekan kecuali indeks Hangseng menguat 0,43 persen.

Indeks Hangseng menguat, didorong laporan yang menunjukkan impor China melonjak di level 38,1 persen, dari 16,7 persen pada periode sebelumnya.

Sementara itu, data dari Tokyo menunjukkan ekonomi Jepang telah diperluas untuk empat kuartal berturut-turut.

"Namun pertumbuhan masih di bawah ekspektasi yang sebagian besar didorong oleh ekspor, sementara konsumsi pribadi di rumah tetap melambat," kata Lanjar.

Indeks di Eropa dibuka berfluktuasi. Stoxx Europe 600 sedikit berubah pada pembukaan sesi pertama, setelah saham Eropa turun untuk sesi keempat pada hari Selasa.

Pound Inggris merosot sebelum kanselir kas negara memberikan data anggaran. Treasury naik untuk sesi kedelapan. Minyak mentah turun di bawah 53 dollar AS per barel di tengah spekulasi pertambahan stok minyak di AS hingga di level 1.660 juta barel.

"Data ekonomi selanjutnya yang akan menjadi fokus investor diantaranya data tingkat inflasi China yang diperkirakan cukup baik setelah impornya meningkat di atas ekspektasi," ucap Lanjar.

PT Rifan Financindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang