BI: Akibat Perang Dagang, Emas Makin Diburu Investor
JAKARTA -- || Rifan Financindo || Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan bahwa akibat perang dagang di pasar global, para investor semakin memburu emas sebagai target investasi yang aman. Menurut dia, perang dagang yang terjadi antara China dan AS membuat gejolak ekonomi global tidak memberikan banyak pilihan kepada para investor dalam menanamkan investasi.
"Emas masih dianggap investasi yang aman oleh para investor," kata Destry Damayanti di Jakarta, Rabu (28/8).
Aset tersebut dianggapnya masih memiliki risiko yang paling kecil, ketika banyak ketidakpastian di pasar global. Ia menyebutkan banyak negara yang telah menurunkan suku bunga, tidak terkecuali Indonesia yang turut menurunkan suku bunga acuan.
Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan tiga hal penjelasan terkait penurunan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen.
"Rendahnya perkiraan inflasi hingga tahun 2020, menjadi salah satu alasan turunnya suku bunga acuan," kata Perry Warjiyo.
Dalam penjelasannya, Perry Warjiyo mengatakan rendahnya perkiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah dengan sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen akan tetap berada dalam sasaran 3 persen pada 2020 menjadi penyebab.
Kedua adalah ada unsur kepercayaan bahwa imbal dari hasil investasi masih akan menarik meski pun suku bunga acuan BI turun.
Hal tersebut bisa diukur dari perbedaan suku bunga baik dalam riil policy rate 2,5 persen diferensialnya kemudian nominal interest rate diferensial, sedangkan terkait cover 4,16 persen, jika uncover tanpa premi risiko menjadi 5,74 persen, berdasarkan paparan Perry.
Penjelasan terakhir atau ketiga adalah untuk meningkatkan penyaluran kredit oleh pihak perbankan di mana diharapkan bisa mendorong percepatan perekonomian nasional.
|| Rifan Financindo || Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 di Jakarta, Kamis, memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen dari sebelumnya 5,75 persen. Kemudian, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
"Emas masih dianggap investasi yang aman oleh para investor," kata Destry Damayanti di Jakarta, Rabu (28/8).
Aset tersebut dianggapnya masih memiliki risiko yang paling kecil, ketika banyak ketidakpastian di pasar global. Ia menyebutkan banyak negara yang telah menurunkan suku bunga, tidak terkecuali Indonesia yang turut menurunkan suku bunga acuan.
Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan tiga hal penjelasan terkait penurunan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen.
"Rendahnya perkiraan inflasi hingga tahun 2020, menjadi salah satu alasan turunnya suku bunga acuan," kata Perry Warjiyo.
Dalam penjelasannya, Perry Warjiyo mengatakan rendahnya perkiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah dengan sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen akan tetap berada dalam sasaran 3 persen pada 2020 menjadi penyebab.
Kedua adalah ada unsur kepercayaan bahwa imbal dari hasil investasi masih akan menarik meski pun suku bunga acuan BI turun.
Hal tersebut bisa diukur dari perbedaan suku bunga baik dalam riil policy rate 2,5 persen diferensialnya kemudian nominal interest rate diferensial, sedangkan terkait cover 4,16 persen, jika uncover tanpa premi risiko menjadi 5,74 persen, berdasarkan paparan Perry.
Penjelasan terakhir atau ketiga adalah untuk meningkatkan penyaluran kredit oleh pihak perbankan di mana diharapkan bisa mendorong percepatan perekonomian nasional.
|| Rifan Financindo || Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 di Jakarta, Kamis, memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen dari sebelumnya 5,75 persen. Kemudian, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen.
Baca juga :
Komentar
Posting Komentar