Minyak turun akibat profit taking pasca ketegangan Suriah
AFP, (29/8) - Minyak jatuh di perdagangan Asia Kamis pagi karena aksi
taing profit investor pasca puncak kekhawatiran atas kemungkinan
serangan militer yang dipimpin AS terhadap Suriah yang telah mendorong
harga ke level tertinggi multi-bulan.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 77 sen menjadi $ 109,33 di perdagangan pertengahan pagi setelah naik ke level tertinggi sejak Mei 2011 sehari sebelumnya.
Minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 76 sen menjadi $ 115,85 setelah mencapai harga tertinggi dalam enam bulan terakhir pada hari Rabu kemarin.
'Para pedagang mengambil nafas,' ungkap Kenny Kan, analis pasar dari CMC Markets di Singapura kepada AFP.
Pasar masih akan 'fokus' kepada perkembangan yang mengarah ke setiap serangan terhadap Suriah untuk menghukum pemerintahnya atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap para pemberontak.
'Meskipun Suriah bukanlah produsen minyak utama, tapi kekerasan di Suriah berpotensi mengganggu eksportir minyak Timur Tengah lainnya dan menyebabkan menaikan harga minyak,' kata Lee Chen Hoay, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.
Sanjeev Gupta, kepala praktiisi minyak dan gas wilayah Asia-Pasifik dari Ernst and Young, menambahkan: 'Harga minyak mentah akan stabil sampai ada gambaran yang lebih jelas tentang dampak serangan apapun oleh kekuatan-kekuatan Barat yang muncul di Suriah, dan lonjakan tajam pada harga masih dapat dimungkinkan dalam jangka pendek.' (brc)
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 77 sen menjadi $ 109,33 di perdagangan pertengahan pagi setelah naik ke level tertinggi sejak Mei 2011 sehari sebelumnya.
Minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 76 sen menjadi $ 115,85 setelah mencapai harga tertinggi dalam enam bulan terakhir pada hari Rabu kemarin.
'Para pedagang mengambil nafas,' ungkap Kenny Kan, analis pasar dari CMC Markets di Singapura kepada AFP.
Pasar masih akan 'fokus' kepada perkembangan yang mengarah ke setiap serangan terhadap Suriah untuk menghukum pemerintahnya atas dugaan penggunaan senjata kimia terhadap para pemberontak.
'Meskipun Suriah bukanlah produsen minyak utama, tapi kekerasan di Suriah berpotensi mengganggu eksportir minyak Timur Tengah lainnya dan menyebabkan menaikan harga minyak,' kata Lee Chen Hoay, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.
Sanjeev Gupta, kepala praktiisi minyak dan gas wilayah Asia-Pasifik dari Ernst and Young, menambahkan: 'Harga minyak mentah akan stabil sampai ada gambaran yang lebih jelas tentang dampak serangan apapun oleh kekuatan-kekuatan Barat yang muncul di Suriah, dan lonjakan tajam pada harga masih dapat dimungkinkan dalam jangka pendek.' (brc)
Komentar
Posting Komentar