Indeks Nikkei Berjangka Jatuh ditengah Penguatan Yen
Bloomberg (25/10) - Indeks Jepang berjangka turun seiring yen mendekati dua minggu level tertingginya terhadap dolar sebelum data inflasi dirilis. Saham Australia dan tembaga berjangka naik sementara mata uang Selandia Baru tergelincir terhadap mata uang utama.
Indeks Nikkei 225
Stock Average berjangka yang ditawarkan pada level 14.430 di awal sesi
di Osaka, dari level penutupan 14.415 di Chicago dan 14.480 di Jepang
kemarin. Yen mendekati dua minggu tertingginya terhadap greenback dan
dolar Selandia Baru, dikenal sebagai dolar kiwi, jatuh ke posisi
terendahnya dalam enam minggu terhadap mata uang Australia.
Indeks Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah indeks mengukur kenaikan untuk keenam kalinya dalam tujuh hari terakhir di New York. Indeks Australia S & P / ASX 200 melonjak 0,4 persen dan tembaga berjangka naik 0,2 persen.
Ekonomi Korea Selatan mengalami ekspansi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal terakhir Data hari ini menunjukkan, sementara inflasi Jepang mungkin diadakan di level 0,9 persen pada bulan September dari tahun sebelumnya, menurut survei Bloomberg sebelum laporan dirilis.
Kiwi melemah setelah komentar dari kepala bank sentral menyuramkan prospek suku bunga yang lebih tinggi. Isu-isu AS Data barang tahan lama hari dengan kekhawatiran terhadap pertumbuhan memicu taruhan Federal Reserve akan menunda pemotongan program membeli obligasi hingga 2014. (izr)
Indeks Standard & Poor 500 berjangka sedikit berubah setelah indeks mengukur kenaikan untuk keenam kalinya dalam tujuh hari terakhir di New York. Indeks Australia S & P / ASX 200 melonjak 0,4 persen dan tembaga berjangka naik 0,2 persen.
Ekonomi Korea Selatan mengalami ekspansi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal terakhir Data hari ini menunjukkan, sementara inflasi Jepang mungkin diadakan di level 0,9 persen pada bulan September dari tahun sebelumnya, menurut survei Bloomberg sebelum laporan dirilis.
Kiwi melemah setelah komentar dari kepala bank sentral menyuramkan prospek suku bunga yang lebih tinggi. Isu-isu AS Data barang tahan lama hari dengan kekhawatiran terhadap pertumbuhan memicu taruhan Federal Reserve akan menunda pemotongan program membeli obligasi hingga 2014. (izr)
Komentar
Posting Komentar