Saham AS Turun karena China & Ukraina membayangi Ekonomi Amerika
Saham-saham AS Turun, menghapus keuntungan
tahun ini untuk indeks Standard & Poor`s 500, setelah melemahnya
perkiraan data dari China dan ketegangan di Ukraina membayangi laporan
yang menunjukkan bahwa ekonomi Amerika mulai membaik.
Saham United Technologies Corp, Pfizer Inc dan American Express Co anjlok lebih dari 2,4 persen untuk memimpin penurunan di Dow Jones Industrial Average. Indeks S&P homebuilders kehilangan 2,4 persen, turun untuk hari ketujuh berturut-turut. Dollar General Corp tergelincir 2,8 persen karena memprediksikan laba di bawah estimasi para analis.
S&P 500 turun 1,2 persen menjadi 1,846.37 pada 4 sore di New York. Indeks acuan membalikkan keuntungan sebelumnya setelah naik empat poin dari rekor penutupan di kisaran 1,878.04 yang dicapai pada 7 Maret lalu. Dow turun 230,78 poin, atau 1,4 persen, ke level 16,109.30. Kedua indeks tersebut memiliki penurunan terbesar mereka sejak 3 Februari.
S&P 500 telah turun 1,7 persen dalam minggu ini, mengirim indeks dengan kerugian 0,1 persen untuk tahun ini, di tengah tanda-tanda perekonomian China yang melambat dan krisis di Ukraina yang meningkat.(frk)
Sumber : Bloomberg
Saham United Technologies Corp, Pfizer Inc dan American Express Co anjlok lebih dari 2,4 persen untuk memimpin penurunan di Dow Jones Industrial Average. Indeks S&P homebuilders kehilangan 2,4 persen, turun untuk hari ketujuh berturut-turut. Dollar General Corp tergelincir 2,8 persen karena memprediksikan laba di bawah estimasi para analis.
S&P 500 turun 1,2 persen menjadi 1,846.37 pada 4 sore di New York. Indeks acuan membalikkan keuntungan sebelumnya setelah naik empat poin dari rekor penutupan di kisaran 1,878.04 yang dicapai pada 7 Maret lalu. Dow turun 230,78 poin, atau 1,4 persen, ke level 16,109.30. Kedua indeks tersebut memiliki penurunan terbesar mereka sejak 3 Februari.
S&P 500 telah turun 1,7 persen dalam minggu ini, mengirim indeks dengan kerugian 0,1 persen untuk tahun ini, di tengah tanda-tanda perekonomian China yang melambat dan krisis di Ukraina yang meningkat.(frk)
Sumber : Bloomberg
Komentar
Posting Komentar