Saham Hong Kong Di Buka Turun Pasca Catat Gain Terbesar
Saham-saham Hong Kong melemah, dengan indeks acuan dan indeks saham
China mengalami penurunan pasca keuntungan terbesarnya sejak November
pada sesi kemarin, setelah data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan
manufaktur AS tadi malam.
Indeks Hang Seng melemah 0,5 persen ke 21,744.83 pukul 9:31 pagi di Hong Kong. Indeks Hang Seng China Enterprises, kehilangan 0,5 persen di 9,648.34. Indeks tersebut telah melonjak 5,3 persen hingga kemarin sejak membatasi penurunan sebesar 20 persen dari puncaknya di bulan Desember pada 20 Maret lalu. Bursa saham Hong Kong menguat kemarin setelah data yang menunjukkan melemahnya manufaktur China memicu spekulasi bahwa pemerintah akan bertindak untuk meningkatkan pertumbuhan.
Indeks H-shares kehilangan 10 persen selama tahun ini sampai kemarin setelah penurunan ekspor, pelemahan manufaktur dan lambatnya penjualan ritel memicu spekulasi bahwa China akan kehilangan target pertumbuhan 7,5 persen yang telah dicanangkan.
Laju pertumbuhan ekonomi tidak akan turun tajam dan akan terus berada dalam kisaran yang ketat, China Securities Journal mengatakan dalam sebuah komentar yang ditulis oleh reporter Gu Xin. China mungkin akan menghadapi masalah cash flow "yang serius" dan membutuhkan manajemen yang baik dari likuiditas untuk dua tahun ke depan, menurut sebuah transkrip dari pernyataan mantan Ketua Komisi Regulator Perbankan China, Liu Mingkang di Shanghai Securities News hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
Indeks Hang Seng melemah 0,5 persen ke 21,744.83 pukul 9:31 pagi di Hong Kong. Indeks Hang Seng China Enterprises, kehilangan 0,5 persen di 9,648.34. Indeks tersebut telah melonjak 5,3 persen hingga kemarin sejak membatasi penurunan sebesar 20 persen dari puncaknya di bulan Desember pada 20 Maret lalu. Bursa saham Hong Kong menguat kemarin setelah data yang menunjukkan melemahnya manufaktur China memicu spekulasi bahwa pemerintah akan bertindak untuk meningkatkan pertumbuhan.
Indeks H-shares kehilangan 10 persen selama tahun ini sampai kemarin setelah penurunan ekspor, pelemahan manufaktur dan lambatnya penjualan ritel memicu spekulasi bahwa China akan kehilangan target pertumbuhan 7,5 persen yang telah dicanangkan.
Laju pertumbuhan ekonomi tidak akan turun tajam dan akan terus berada dalam kisaran yang ketat, China Securities Journal mengatakan dalam sebuah komentar yang ditulis oleh reporter Gu Xin. China mungkin akan menghadapi masalah cash flow "yang serius" dan membutuhkan manajemen yang baik dari likuiditas untuk dua tahun ke depan, menurut sebuah transkrip dari pernyataan mantan Ketua Komisi Regulator Perbankan China, Liu Mingkang di Shanghai Securities News hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
Komentar
Posting Komentar