Saham Eropa Turun Terkait Investor Tunggu Data GDP AS
Saham Eropa turun untuk hari kedua karena investor menunggu data produk
domestik bruto GDP AS sebagai acuan prospek suku bunga di ekonomi
terbesar dunia itu. Indeks saham berjangka AS stagnan, sementara saham
Asia turun.
Indeks Stoxx Europe 600 turun sebesar 0,3 persen ke level 340,46 pukul 08:08 pagi di London. Indeks ekuitas menuju penurunan mingguan sebesar 2,3 persen, terkait investor menilai kesehatan perekonomian di zona euro dan juga kebijakan stimulus dari bank sentral. Indeks berjangka Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1 persen pada hari ini, sedangkan Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 1 persen.
Sementara itu GDP AS naik sebesar 4,6 persen pada kuartal kedua, lebih dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,2 persen yang dirilis pada bulan Agustus kemarin, menurut survei Bloomberg jelang laporan Departemen Perdagangan hari ini.
Di Inggris, anggota parlemen akan melakukan pemilihan hari ini apakah akan member wewenang serangan udara terhadap Negara Islam (ISIS) di Irak. Aksi militer mungkin akan dimulai dalam beberapa hari lagi jika proposal ini disetujui, kata seorang pejabat pemerintah Inggris. (vck)
Sumber: Bloomberg
Indeks Stoxx Europe 600 turun sebesar 0,3 persen ke level 340,46 pukul 08:08 pagi di London. Indeks ekuitas menuju penurunan mingguan sebesar 2,3 persen, terkait investor menilai kesehatan perekonomian di zona euro dan juga kebijakan stimulus dari bank sentral. Indeks berjangka Standard & Poor 500 naik kurang dari 0,1 persen pada hari ini, sedangkan Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 1 persen.
Sementara itu GDP AS naik sebesar 4,6 persen pada kuartal kedua, lebih dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,2 persen yang dirilis pada bulan Agustus kemarin, menurut survei Bloomberg jelang laporan Departemen Perdagangan hari ini.
Di Inggris, anggota parlemen akan melakukan pemilihan hari ini apakah akan member wewenang serangan udara terhadap Negara Islam (ISIS) di Irak. Aksi militer mungkin akan dimulai dalam beberapa hari lagi jika proposal ini disetujui, kata seorang pejabat pemerintah Inggris. (vck)
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar