Saham Lapis Ke-3 Turun, Antarkan Bursa Saham AS Ditutup Melemah 0.8%
Bursa Saham AS melemah, penurunan tersebut dipimpin oleh saham-saham
lapis ke-3 dan komoditas yang turun ke level 5 tahun terendahnya setelah
menteri keuangan China menurunkan spekulasi stimulus dan penjualan
rumah bekas (existing home) di AS secara mengejutkan turun. Sementara
itu, obligasi Treasury pemerintah AS catat kenaikan.
Indeks Standard & Poor 500 melemah sebesar 0.8% pukul 4 sore waktu New York setelah pekan lalu mencapai rekornya. Indeks MSCI All-Country World turun sebesar 0.8% dan Indeks MSCI Emerging Market melemah sebesar 1.4%, pelemahan tajam sejak Maret lalu. Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks saham lapis ke-3 tergelincir sebesar 1.5%, penurunan tajam sejak Juli silam. Sementara imbal hasil obligasi Treasury pemerintah AS dengan tenor 10 tahun turun 2 basis poin atau sebesar 2.56%. Di lain pihak, mata uang negara produsen komoditas seperti rand Afrika Selatan dan dollar Australia catat penurunan. Tembaga dan minyak mentah Brent catat penurunan sebesar 1.7%.
Pembelian rumah bekas di AS Agustus lalu untuk pertama kalinya turun dalam 5 bulan terakhir. Menteri keuangan China Lou Jiwei menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menghadapi tekanan penurunan dan menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan besar pada kebijakan terkait respon terhadap masing-masing indikator ekonomi. G-20 (grup 20) menyatakan bahwa suku bunga rendah dapat memicu kenaikan resiko yang potensial pada pasar keuangan, hal tersebut sebagai akibat mayoritas ekonomi bergantung kepada stimulus moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Indeks Standard & Poor 500 melemah sebesar 0.8% pukul 4 sore waktu New York setelah pekan lalu mencapai rekornya. Indeks MSCI All-Country World turun sebesar 0.8% dan Indeks MSCI Emerging Market melemah sebesar 1.4%, pelemahan tajam sejak Maret lalu. Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks saham lapis ke-3 tergelincir sebesar 1.5%, penurunan tajam sejak Juli silam. Sementara imbal hasil obligasi Treasury pemerintah AS dengan tenor 10 tahun turun 2 basis poin atau sebesar 2.56%. Di lain pihak, mata uang negara produsen komoditas seperti rand Afrika Selatan dan dollar Australia catat penurunan. Tembaga dan minyak mentah Brent catat penurunan sebesar 1.7%.
Pembelian rumah bekas di AS Agustus lalu untuk pertama kalinya turun dalam 5 bulan terakhir. Menteri keuangan China Lou Jiwei menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menghadapi tekanan penurunan dan menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan besar pada kebijakan terkait respon terhadap masing-masing indikator ekonomi. G-20 (grup 20) menyatakan bahwa suku bunga rendah dapat memicu kenaikan resiko yang potensial pada pasar keuangan, hal tersebut sebagai akibat mayoritas ekonomi bergantung kepada stimulus moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Komentar
Posting Komentar