Emas ditransaksikan diatas Level Dua Pekan Terendah Jelang Hasil Pertemuan The Fed

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Emas bertahan di atas level dua pekan terendahnya karena investor menilai kesehatan ekonomi AS sebelum Federal Reserve menyimpulkan pertemuan kebijakannya. Rusia bergabung dengan Turki dalam menambahkan bullion untuk cadangan sebagai aset dalam produk yang diperdagangkan di bursa terbesar yang turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir.

Bullion untuk pengiriman segera naik dan turun setidaknya sebesar 0,2 persen, dan ditransaksikan di level $ 1,230.27 per ons pukul 3:10 siang di Singapura dari level $1,228.52 kemarin, menurut harga generik Bloomberg. Logam ini turun ke level $1,222.62 kemarin, harga terendah sejak 15 Oktober lalu, sebelum rebound seiring rilis data AS menunjukkan pesanan barang tahan lama tiba-tiba turun, mengirimkan Indeks Spot Dolar Bloomberg ke level terendah dalam satu pekan terakhir.

Pejabat the Fed menimbang waktu kenaikan suku bunga, dengan para pedagang memangkasi spekulasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga pada bulan Oktober 2015. Sebesar 50 persen dari 79 persen pada 30 september lalu. The Fed mengatakan pada bulan September lalu berencana untuk mengakhiri pembelian aset bulanan pada bulan ini jika perekonomian terus membaik dan tetap mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga 0,25 persen sejak tahun 2008 lalu.

Emas untuk pengiriman Desember ditransaksikan pada level $1,230 per ons di Comex di New York dari level $1,229.40 kemarin, ketika berjangka turun ke level $1,222.20, terendah sejak 15 Oktober lalu.

Aset di SPDR Gold Trust, kepemilikan emas ETP, menyusut menjadi 743,59 metrik ton kemarin, setidaknya sejak Oktober 2008. Rusia dan Turki di antara negara-negara yang menambah cadangan emas mereka pada bulan September seiring Meksiko mengurangi kepemilikannya, data dari pada situs Dana Moneter International menunjukkan. (izr)

Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us