AS Genjot Pasokan, Minyak Terjun di Bawah Level $47 per barel

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA. Minyak mentah diperdagangkan di bawah level $47 per barel setelah adanya perkiraan AS akan menambah pasokan minyak mentahnya, sehingga mendorong spekulasi bahwa melimpahnya pasokan minyak global telah memicu tumbangnya harga akan berlanjut.

Kontrak berjangka minyak mentah sedikit berubah di New York. Pekan lalu pasokan minyak mentah di AS diperkirakan akan naik 2.4 juta barel, menurut survei Bloomberg News s jelang rilis data pemerintah pada 22 Januari mendatang. Harga minyak mentah saat ini akan memperlambat output minyak pada semester ke-2 tahun ini, seperti yang diutarakan oleh Daniel Yergin dari Pulitzer Prize.

Tahun lalu minyak mentah telah mengalami penurunan hampir 50% seiring AS memproduksi minyak mentah berada pada laju tertingginya dalam kurun waktu lebih dari 3 dekade terakhir dan OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk memangkas pasokannya. BHP Billiton Ltd. akan mengurangi jumlah sumur bor minyak yang masih aktif di AS sebesar 40% ditengah penurunan harga minyak mentah.

WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman bulan Maret berada pada level $46.78 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dengan naik 31 sen pukul 11:12 pagi ini waktu Sydney. Kontrak berjangka WTI untuk bulan Februari telah berakhir pada 20 Januari lalu setelah sempat turun seebsar $2.30 di level $46.39.

Sementara, Selasa lalu Brent untuk penyelesaian Maret tergelincir 85 sen atau 1.7% ke level $47.99 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $1.52 dibanding WTI untuk bulan yang sama. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang