Harga Minyak Sulit Kembali ke US$ 120/Barel
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, -Gubernur OPEC dari Arab Saudi, Mohammed
al-Madi mengatakan, harga minyak yang anjlok hingga di bawah US$
50/barel, sulit kembali ke US$ 100-120/barel lagi.
"US$ 100-120,
saya kira sulit untuk capai US$ 120 lagi. Kami mengerti, banyak negara
yang membutuhkan pendapatan lebih tinggi. Kami ingin pendapatan yang
lebih tinggi, pendapatan itu untuk generasi masa depan," kata Madi dalam
konferensi energi di Riyadh, seperti dilansir dari Reuters, Senin (23/3/2015).
Dia
menegaskan, Arab Saudi tidak mempunyai motif politik dengan kebijakan
minyaknya, yang terus menggenjot produksi meski harga sedang jatuh.
"Tidak
ada dimensi politik di kementerian permintakan kami. Visi kami adalah
perdagangan dan ekonomi. Kami tidak bermaksud menyakiti siapa pun. Visi
kami sederhana, produsen dengan biaya produksi rendah, punya prioritas
memproduksi, namun mereka dengan biaya produksi tinggi, harus menunggu
gilirannya," kata Madi.
"Kami tidak melawan siapa pun" imbuhnya.
Sejumlah
produsen minyak seperti Iran, yang merupakan rival diplomatik Arab
Saudi, memberi kritik tajam kepada Riyadh, karena keputusan membiarkan
harga minyak anjlok. Menurut Iran, Arab Saudi bisa membantu menahan
anjloknya harga minyak dengan menahan produksi negara-negara OPEC.
Namun Madi mengatakan, kejatuhan harga minyak disebabkan karena suplai yang tinggi, dan permintaan yang rendah.
"Apakah
OPEC bisa mengontrol harga? Jawabannya adalah, bila OPEC bisa
mengontrol harga maka itu akan dilakukan. Namun kenyataannya, OPEC tak
kuasa mengontrol harga. Yang bisa dilakukan adalah menyeimbangkan pasar.
Harga dibentuk oleh pasar, berdasarkan suplai dan permintaan," papar
Madi.
(dnl/dnl)
sumber: finance.detik.com
Komentar
Posting Komentar