Emas Rebound dari Penurunan Terbesar dalam Enam Pekan

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Emas berjangka rebound dari penurunan terbesar dalam enam pekan terakhir seiring tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi dari China hingga AS yang mendorong permintaan untuk aset haven.

Pembelian rumah baru AS merosot lebih dari perkiraan pada Maret lalu, sementara kinerja sektor manufaktur melambat di kawasan euro dan China pada bulan April, menurut laporan terpisah yang dirilis pada hari Kamis. Lemahnya data ekonomi menghidupkan kembali permintaan terhadap emas pasca Rabu lalu harga emas anjlok tajam dalam enam terakhir di tengah angka positif untuk sektor perumahan Amerika.

Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di AS telah mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda lebih lama untuk menaikkan suku bunga, sementara bank sentral di Eropa dan Asia telah memperluas upaya stimulus untuk memerangi perlambatan. Investor meningkatkan kepemilikan reksadana berbasis emas mereka yang diperdagangkan di bursa selama empat sesi berturut-turut, dan emas ETF bersiap untuk naik pada bulan April untuk ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni naik sebesar 0,6 persen untuk menetap di level $1,194.30 per ons pukul 13:45 di Comex di New York. Logam ini menuju kenaikan bulanan pertama sejak Januari lalu di tengah kekhawatiran ekonomi global.

Emas Berjangka turun sebesar 29 persen dalam dua tahun sebelumnya akibat penguatan dolar dan laju inflasi tetap tidak berubah. Harga emas naik sebesar 70 persen dari Desember 2008 sampai Juni 2011 lalu sebagian didorong oleh the Fed yang mempertahankan suku bunga dekat rekor terendahnya. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan daya tarik aset dengan prospek hasil yang lebih baik seperti obligasi dan ekuitas, sementara mengurangi daya tarik emas, yang umumnya menawarkan keuntungan hanya melalui kenaikan harga.

Emas telah turun sebesar 2,5 persen pada Maret lalu akibat penguatan doalr untuk bulan kesembilan. Dolar turun sebanyak 0,7 persen terhadap 10 mata uang utama pada hari Kamis. (izr)

Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang