Jelang Rilis Data GDP Saham AS Tertekan ditengah Masalah Yunani
PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Saham AS tergelincir mengirim indeks acuan mendekati rekor level tertingginya, jelang data ekonomi pada hari Jumat besok yang mungkin akan menunjukkan perekonomian AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama sementara investor tengah mengamati perkembangan pembicaraan hutang Yunani.
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,1 persen ke level 2,120.93 pada pukul 4 sore di New York, pasca sebelumnya merosot sebesar 0,5 persen. Indeks telah menguat 1,7 persen pada Mei, penguatan bulanan terbaik sejak Februari lalu.
Indeks S&P 500 ditutup kurang 0,3 persen dari rekor tertingginya pada Rabu kemarin, saham AS rebound dari penurunan terbesarnya dalam tiga pekan terakhir pasca Yunani mengatakan sudah mendekati kesepakatan dengan para kreditur.
Kreditur internasional Yunani telah berkali-kali mengatakan bahwa kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan untuk bantuan hutang sebelum batas waktu pembayaran pekan depan. Sementara Yunani tidak memiliki agenda resmi dengan pejabat G-7, topik pembicaraan akan didominasi oleh diskusi di sela-sela waktu, seiring menteri-menteri dari negara ekonomi terbesar dunia mendesak adanya resolusi krisis untuk menghentikannya masalah ini meluas dari kawasan Eropa. (izr)
Sumber: Bloomberg
Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,1 persen ke level 2,120.93 pada pukul 4 sore di New York, pasca sebelumnya merosot sebesar 0,5 persen. Indeks telah menguat 1,7 persen pada Mei, penguatan bulanan terbaik sejak Februari lalu.
Indeks S&P 500 ditutup kurang 0,3 persen dari rekor tertingginya pada Rabu kemarin, saham AS rebound dari penurunan terbesarnya dalam tiga pekan terakhir pasca Yunani mengatakan sudah mendekati kesepakatan dengan para kreditur.
Kreditur internasional Yunani telah berkali-kali mengatakan bahwa kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan untuk bantuan hutang sebelum batas waktu pembayaran pekan depan. Sementara Yunani tidak memiliki agenda resmi dengan pejabat G-7, topik pembicaraan akan didominasi oleh diskusi di sela-sela waktu, seiring menteri-menteri dari negara ekonomi terbesar dunia mendesak adanya resolusi krisis untuk menghentikannya masalah ini meluas dari kawasan Eropa. (izr)
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar