Emas Tahan Penurunan Pasca Pernyataan Lockhart Perkuat Prospek Kenaikan Suku Bunga
Emas menahan penurunan di tengah spekulasi bahwa suku bunga AS masih
mungkin meningkat sebelum akhir tahun ini menyusul pejabat Federal
Reserve berusaha meredakan kekhawatiran atas kesehatan ekonomi terbesar
di dunia ini yang mengikis permintaan haven.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $ 1,133.50 per ounce pada pukul 9:13 pagi waktu Singapura dari level $ 1,133.44 pada hari Senin, saat harga turun 0,5 persen, menurut harga publik Bloomberg. Level tersebut 4,3 persen lebih rendah pada tahun 2015.
Emas naik untuk minggu pertama dalam empat minggu berlalu menyusul Fed menahan diri untuk meningkatkan tingkat suku bunga, mengutip gejolak pasar dan perlambatan pertumbuhan di China seiring meningkatnya keraguan tentang prospek pertumbuhan AS dan inflasi. Pada hari Senin, pimpinan Fed Bank of Atlanta Dennis Lockhart bergabung dengan tiga presiden Fed lainnya mengatakan bahwa ia tetap yakin kebijakan akan diperketat tahun ini karena kekhawatiran mengenai hal ini harus bersifat sementara. Suku bunga yang lebih tinggi menghambat permintaan untuk emas karena ketidakmampuannya membayar bunga.(sdm)
Souce: Bloomberg
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $ 1,133.50 per ounce pada pukul 9:13 pagi waktu Singapura dari level $ 1,133.44 pada hari Senin, saat harga turun 0,5 persen, menurut harga publik Bloomberg. Level tersebut 4,3 persen lebih rendah pada tahun 2015.
Emas naik untuk minggu pertama dalam empat minggu berlalu menyusul Fed menahan diri untuk meningkatkan tingkat suku bunga, mengutip gejolak pasar dan perlambatan pertumbuhan di China seiring meningkatnya keraguan tentang prospek pertumbuhan AS dan inflasi. Pada hari Senin, pimpinan Fed Bank of Atlanta Dennis Lockhart bergabung dengan tiga presiden Fed lainnya mengatakan bahwa ia tetap yakin kebijakan akan diperketat tahun ini karena kekhawatiran mengenai hal ini harus bersifat sementara. Suku bunga yang lebih tinggi menghambat permintaan untuk emas karena ketidakmampuannya membayar bunga.(sdm)
Souce: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar