Saham Asia Berjangka Mengindikasikan Melanjutkan Penurunannya

Aksi jual menyapu melalui pasar ekuitas global terlihat bersiap untuk melanjutkan di Asia, diikuti indeks berjangka mengindikasi melanjutkan penurunan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak dari perlambatan China. Obligasi Australia naik dan yen menguat karena peningkatan volatilitas memicu permintaan untuk aset haven.

Kontrak pada indeks pengukur dari Jepang hingga Australia merosot seiring indeks saham global jatuh ke level dua tahun terendah, menempatkan di jalur untuk kuartalan terburuk sejak 2011. Indeks berjangka AS rally di tengah tingginya perubahan harga yang diharapkan untuk ekuitas Amerika sejak awal September, pasca saham lapis kedua dan saham perusahaan bioteknologi pimpin aksi jual pada hari Senin. Dolar gelar penguatan terhadap mata uang seiring lebih pejabat Federal Reserve mendukung kenaikan suku bunga 2015, sementara tembaga berjangka memperpanjang kemerosotan.

Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka di transaksikan di level 17.400 di pre-market Osaka, pasca ditutup pada level 17.690 di Jepang, Senin. Kontrak pada indeks Australia S&P/ASX 200 turun 2 persen di tengah penurunan komoditas, sementara indeks berjangka pada FTSE China A50 merosot 1,4 persen di sebagian besar perdagangan baru-baru ini. Pasar financial di Hong Kong dan Taiwan melanjutkan perdagangannya pada hari ini pasca libur, sementara indeks Korea Selatan ditutup hingga Rabu.

Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru, indeks saham utama pertama untuk memulai trading setiap hari di kawasan Asia, turun sebessar 0,9 persen pukul 12:04 di Wellington. (izr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us