Bursa Berjangka Jepang Tertekan oleh Rebound Yen

PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, Indeks berjangka Jepang mengisyaratkan kerugian di tengah kebangkitan yen seiring ketegangan antara Turki dan Rusia atas jatuhnya pesawat perang yang memicu keprihatinan atas ketegangan geopolitik, memicu permintaan untuk aset haven.

Mata uang Yen Jepang menguat terhadap sebagian besar mata uang utama hari Rabu pasca Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penembakan ke pesawat Rusia oleh pasukan Turki di dekat perbatasan dengan timur laut Suriah akan memiliki "konsekuensi serius." Indeks Nikkei 225 Stock Average turun diikuti saham Australia dan Selandia Baru , bahkan pasca saham AS hapus penurunan mereka untuk mengakhiri sesi terakhir dengan mencatat kenaikan sebesar 0,1 persen. Emas pertahankan kenaikannya pada hari Selasa, sementara minyak AS berada di dekat level $43 per barel di tengah fokus baru terkait ketegangan di Timur Tengah.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah membantu minyak mentah rebound dari penutupan terendah sejak Agustus lalu.

Sementara aksi jual saham Eropa terkait berita perang pesawat, dampaknya lebih terbatas di Amerika Serikat seiring analis politik di Rusia dan Eropa mengatakan eskalasi besar tampaknya tidak mungkin mengingat risiko yang terkait dengan konflik antara Rusia dan Turki, anggota NATO. Jatuhnya pesawat terjadi seiring Brussels waspada pada teror tingkat tertinggi di tengah apa yang para pejabat menyebut sebagai ancaman teroris kredibel dan pasca Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan global untuk Amerika. Kecemasan atas perbedaan di AS dan kebijakan bank sentral global pada bulan depan juga membuat investor melakukan aksi wait and see.

Indeks Nikkei 225 berjangka berada pada level 19.890 di pre-market Osaka, turun dari level 19.960 pada penutupan di Jepang kemarin seiring yen ditransaksikan mendatar pada level 122,52 per dolar, pasca menguat sebesar menguat 0,3 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,2 persen pukul 8:53 di Tokyo, dan indeks Indeks S&P/ NZX 50 juga turun sebesar 0.3 persen dari level rekor tertinggi di Wellington. (izr)

Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

16 Tahun Serangan “9/11”: WTC Runtuh Bukan karena Tabrakan Pesawat?

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Contact Us