Minyak Naik seiring OPEC dan Russia Pertimbangkan Kembali Masalah Produksi
Minyak naik setelah menteri minyak Irak mengatakan pada konferensi di
Kuwait bahwa Arab Saudi dan Rusia sekarang lebih fleksibel untuk bekerja
sama dalam memotong output.
Futures naik 3,7 persen di New York. Arab Saudi dan Rusia, produsen minyak terbesar di dunia, telah menjadi lebih fleksibel untuk berkolaborasi dalam memangkas produksi seiring penurunan harga minyak mentah ke level yang tak terduga, Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan pada hari Selasa. Rusia bisa bekerja dengan OPEC untuk mengurangi stok, OAO Lukoil Wakil Presiden Leonid Fedun mengatakan kepada kantor berita negara Tass.
Minyak turun 15 persen tahun ini menyusul volatilitas di pasar global menambah kekhawatiran atas stok AS yang cenderung banyak, membatasi output Saudi dan Rusia dan pulihnya pengiriman Iran setelah akhir pencabutan sanksi. Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 4 juta barel pekan lalu, survei Bloomberg menunjukkan sebelum laporan Energy Information Administration.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik $ 1,11 untuk ditutup pada level $ 31,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak turun 5,8 persen pada hari Senin setelah rally dua hari terbesar dalam lebih dari tujuh tahun. Total volume yang diperdagangkan yakni 30 persen di atas rata-rata 100-hari pada pukul 02:50 siang waktu setempat.
Brent untuk pengiriman Maret naik US $ 1,30, atau 4,3 persen, ke level $ 31,80 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa ini ditutup dengan premi 35 sen untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Futures naik 3,7 persen di New York. Arab Saudi dan Rusia, produsen minyak terbesar di dunia, telah menjadi lebih fleksibel untuk berkolaborasi dalam memangkas produksi seiring penurunan harga minyak mentah ke level yang tak terduga, Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan pada hari Selasa. Rusia bisa bekerja dengan OPEC untuk mengurangi stok, OAO Lukoil Wakil Presiden Leonid Fedun mengatakan kepada kantor berita negara Tass.
Minyak turun 15 persen tahun ini menyusul volatilitas di pasar global menambah kekhawatiran atas stok AS yang cenderung banyak, membatasi output Saudi dan Rusia dan pulihnya pengiriman Iran setelah akhir pencabutan sanksi. Stok minyak mentah AS kemungkinan naik 4 juta barel pekan lalu, survei Bloomberg menunjukkan sebelum laporan Energy Information Administration.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik $ 1,11 untuk ditutup pada level $ 31,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak turun 5,8 persen pada hari Senin setelah rally dua hari terbesar dalam lebih dari tujuh tahun. Total volume yang diperdagangkan yakni 30 persen di atas rata-rata 100-hari pada pukul 02:50 siang waktu setempat.
Brent untuk pengiriman Maret naik US $ 1,30, atau 4,3 persen, ke level $ 31,80 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa ini ditutup dengan premi 35 sen untuk WTI. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar