Minyak Mentah Naik seiring Pembicaraan tentang Pengurangan Produksi Pindah ke Teheran
Minyak mentah menguat seiring Iran dan Irak bertemu untuk membahas
dukungan proposal oleh Arab Saudi dan Rusia yang akan melakukan
pembekuan produksi pada tingkat mendekati rekor di tengah meluapnya stok
global.
Futures di New York naik sebanyak 4,4 persen, membalikkan kerugian sebelumnya. Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh bertemu dengan rekan-rekan dari Irak, produsen OPEC terbesar kedua, Qatar dan Venezuela pada hari Rabu menyusul kesepakatan output di Doha, Selasa. Kesepakatan awal untuk memperbaiki produksi di tingkat Januari meurpakan "awal dari proses" yang mungkin memerlukan "langkah-langkah lain untuk menstabilkan dan meningkatkan pasar," kata Menteri Perminyakan Saudi Ali Al-Naimi.
Minyak telah turun lebih dari 25 persen sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak secara efektif meninggalkan target produksi tidak berubah pada pertemuan di awal Desember. Iran, produsen terbesar kedua OPEC sebelum sanksi diintensifkan pada tahun 2012, berusaha untuk meningkatkan produksi sebesar 1 juta barel per hari dan mendapatkan kembali pangsa pasar setelah sanksi dicabut. Negara persia ini telah memuat kargo pertama ke Eropa, sementara perusahaan Cina dan Spanyol juga telah memesan pengiriman.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik $ 1,04, atau 3,6 persen, ke level $ 30,08 per barel pada pukul 09:15 pagi waktu New York di New York Mercantile Exchange. Harga terpuruk ke level 12 tahun bulan ini, memperpanjang penurunan 30 persen tahun lalu. Total volume yang diperdagangkan yakni 36 persen di atas 100-hari rata-rata.
Brent untuk pengiriman April naik $ 1,27, atau 4 persen, ke level $ 33,45 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acuan Eropa ini berada pada $ 1,29 untuk WTI premium pengiriman April. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Futures di New York naik sebanyak 4,4 persen, membalikkan kerugian sebelumnya. Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh bertemu dengan rekan-rekan dari Irak, produsen OPEC terbesar kedua, Qatar dan Venezuela pada hari Rabu menyusul kesepakatan output di Doha, Selasa. Kesepakatan awal untuk memperbaiki produksi di tingkat Januari meurpakan "awal dari proses" yang mungkin memerlukan "langkah-langkah lain untuk menstabilkan dan meningkatkan pasar," kata Menteri Perminyakan Saudi Ali Al-Naimi.
Minyak telah turun lebih dari 25 persen sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak secara efektif meninggalkan target produksi tidak berubah pada pertemuan di awal Desember. Iran, produsen terbesar kedua OPEC sebelum sanksi diintensifkan pada tahun 2012, berusaha untuk meningkatkan produksi sebesar 1 juta barel per hari dan mendapatkan kembali pangsa pasar setelah sanksi dicabut. Negara persia ini telah memuat kargo pertama ke Eropa, sementara perusahaan Cina dan Spanyol juga telah memesan pengiriman.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik $ 1,04, atau 3,6 persen, ke level $ 30,08 per barel pada pukul 09:15 pagi waktu New York di New York Mercantile Exchange. Harga terpuruk ke level 12 tahun bulan ini, memperpanjang penurunan 30 persen tahun lalu. Total volume yang diperdagangkan yakni 36 persen di atas 100-hari rata-rata.
Brent untuk pengiriman April naik $ 1,27, atau 4 persen, ke level $ 33,45 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acuan Eropa ini berada pada $ 1,29 untuk WTI premium pengiriman April. (sdm)
Sumber: Bloomberg
Komentar
Posting Komentar