Minyak Berjangka Turun Menetap Di Dua Pekan Terendahnya
Minyak berjangka jatuh untuk sesi kelima pada hari Selasa untuk menetap
di level terendah dalam dua pekan terakhir, karena pedagang bersiap
untuk data industri yang cenderung menunjukkan peningkatan lain dalam
pasokan minyak mentah AS.
Minyak WTI untuk Mei turun $ 1,11, atau 2,8%, untuk menetap di level $ 38,28 per barel di New York Mercantile Exchange. Merupakan penutupan terendah sejak 15 Maret. Minyak mentah Brent di bursa ICE Futures mengalami penurunan sebesar $ 1,13, atau 2,8%, ke level $ 39,14 per barel.
Minyak WTI diperdagangkan lebih rendah sekitar $ 38,19 jelang pidato Ketua Janet Yellen kepada Economic Club of New York. Dia membela keputusan bank sentral untuk bergerak hati-hati untuk kenaikan suku bunga menunjuk ke ekonomi global yang goyah.
Harga komoditas dalam dolar dapat menemukan dukungan dari pelemahan dolar, ditengah penurunan unit AS dapat meningkatkan daya tarik komoditas tersebut untuk pemegang mata uang lainnya.
Harga minyak mentah WTI diperdagangkan hampir 14% lebih tinggi pada bulan tersebut, didukung oleh harapan bahwa anggota OPEC dan produsen utama lainnya akan menyetujui rencana untuk menstabilkan produksi ketika pertemuan pada tanggal 17 April di Doha, Qatar.(yds)
Sumber: MarketWatch
Minyak WTI untuk Mei turun $ 1,11, atau 2,8%, untuk menetap di level $ 38,28 per barel di New York Mercantile Exchange. Merupakan penutupan terendah sejak 15 Maret. Minyak mentah Brent di bursa ICE Futures mengalami penurunan sebesar $ 1,13, atau 2,8%, ke level $ 39,14 per barel.
Minyak WTI diperdagangkan lebih rendah sekitar $ 38,19 jelang pidato Ketua Janet Yellen kepada Economic Club of New York. Dia membela keputusan bank sentral untuk bergerak hati-hati untuk kenaikan suku bunga menunjuk ke ekonomi global yang goyah.
Harga komoditas dalam dolar dapat menemukan dukungan dari pelemahan dolar, ditengah penurunan unit AS dapat meningkatkan daya tarik komoditas tersebut untuk pemegang mata uang lainnya.
Harga minyak mentah WTI diperdagangkan hampir 14% lebih tinggi pada bulan tersebut, didukung oleh harapan bahwa anggota OPEC dan produsen utama lainnya akan menyetujui rencana untuk menstabilkan produksi ketika pertemuan pada tanggal 17 April di Doha, Qatar.(yds)
Sumber: MarketWatch
Komentar
Posting Komentar