Minyak Naik untuk Pertama Kalinya Ditengah Aksi Mogok di Kuwait
Minyak naik untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir terkait aksi
mogok di Kuwait yang memangkas output dari anggota terbesar keempat OPEC
dan dolar melemah didukung permintaan investor untuk sektor komoditas.
Kontrak naik 3,3 % di New York. Penghentian tenaga kerja di Kuwait yang awalnya memangkas produksi harian sebanyak 1,7 juta barel memasuki hari ketiga. Harga minyak memperpanjang kenaikan diiringi pelemahan dolar ke level 10-bulan terendah dan ekuitas menguat. Minyak jatuh 1,4 % pada hari Senin setelah produsen terbesar dunia gagal mencapai kesepakatan di Doha pada Minggu lalu untuk membatasi pasokan di tengah melimpahnya pasokan global.
Kegagalan pembicaraan di Doha setelah Arab Saudi menegaskan pihaknya tidak akan menahan output tanpa komitmen dari produsen utama lainnya termasuk Iran, yang telah mengesampingkan pembekuan untuk saat ini. Itu juga meningkatkan kekhawatiran bahwa produsen Timur Tengah dapat menambah pasokan di tengah persaingan untuk pangsa pasar. Sementara itu, "dampak besar" dari pengurangan produksi Kuwait telah ditambahkan karena gejolak global lainnya, menurut konsultan industri FGE.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, yang berakhir hari Rabu, naik $ 1,30 untuk menetap di level $ 41,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak pada hari Senin jatuh sebanyak 6,8 % sebelum menetap di level $ 39,78. Total volume yang diperdagangkan adalah 26 % di atas 100-hari rata-rata. Kontrak semakin aktif untuk pengiriman Juni naik $ 1,28 ke level $ 42,47 per barel.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik US $ 1.12 atau 2,6 %, ke level $ 44,03 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Tolok ukur global ditutup pada level $ 1,56 premium hingga bulan Juni untuk minyak mentah WTI. Kontrak selanjutnya diperdagangkan pada premium, atau backwardation, untuk bulan kedua pada hari keempat, dari 18 sen. (knc)
Sumber : Bloomberg
Kontrak naik 3,3 % di New York. Penghentian tenaga kerja di Kuwait yang awalnya memangkas produksi harian sebanyak 1,7 juta barel memasuki hari ketiga. Harga minyak memperpanjang kenaikan diiringi pelemahan dolar ke level 10-bulan terendah dan ekuitas menguat. Minyak jatuh 1,4 % pada hari Senin setelah produsen terbesar dunia gagal mencapai kesepakatan di Doha pada Minggu lalu untuk membatasi pasokan di tengah melimpahnya pasokan global.
Kegagalan pembicaraan di Doha setelah Arab Saudi menegaskan pihaknya tidak akan menahan output tanpa komitmen dari produsen utama lainnya termasuk Iran, yang telah mengesampingkan pembekuan untuk saat ini. Itu juga meningkatkan kekhawatiran bahwa produsen Timur Tengah dapat menambah pasokan di tengah persaingan untuk pangsa pasar. Sementara itu, "dampak besar" dari pengurangan produksi Kuwait telah ditambahkan karena gejolak global lainnya, menurut konsultan industri FGE.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, yang berakhir hari Rabu, naik $ 1,30 untuk menetap di level $ 41,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak pada hari Senin jatuh sebanyak 6,8 % sebelum menetap di level $ 39,78. Total volume yang diperdagangkan adalah 26 % di atas 100-hari rata-rata. Kontrak semakin aktif untuk pengiriman Juni naik $ 1,28 ke level $ 42,47 per barel.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik US $ 1.12 atau 2,6 %, ke level $ 44,03 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Tolok ukur global ditutup pada level $ 1,56 premium hingga bulan Juni untuk minyak mentah WTI. Kontrak selanjutnya diperdagangkan pada premium, atau backwardation, untuk bulan kedua pada hari keempat, dari 18 sen. (knc)
Sumber : Bloomberg
Komentar
Posting Komentar