Harga Gula ICE Melonjak 5 Persen, Tertinggi 3,5 Tahun
Rifan Financindo Berjangka - Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Kamis dini hari (30/06). Harga komoditas ini mengalami penguatan dengan naiknya mata uang Real Brazil.
Pada penutupan perdagangan mata uang kemarin Real Brazil menguat terhadap dolar AS. Pasangan kurs USDBRL berakhir turun -2,29 persen pada 3.2236.
Penguatan Real Brazil adalah sentimen bullish untuk harga komoditas dalam mata uang dolar AS, membuat ekspor kurang menarik dalam mata uang lokal. Brasil adalah produsen top dunia dari gula.
Kenaikan harga gula juga dipicu menguatnya permintaan. Dealer menyatakan tentang harapan dari pengiriman besar, mungkin lebih dari 1 juta ton, terutama gula Brasil.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melonjak sebesar 1,07 sen atau setara dengan 5,37 persen pada posisi 21,01 sen per pon. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan tertinggi 3,5 tahun.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS yaitu Jobless Claim yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi penguatan Real Brazil. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 21,50 sen dan 22,00 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 20,50 sen dan 20,00 sen.
Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dini hari (29/06) ditutup lanjutkan penguatan, terpicu pelemahan dollar AS.
Indeks Dollar AS berakhir turun 0,37 persen pada 96.03 terhadap sekeranjang mata uang utama dunia. Pelemahan dollar AS terjadi dengan mulai meredanya kekuatiran Brexit.
Pelemahan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya menguat.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penguatan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,30 sen atau setara dengan 1,53 persen pada posisi 19,94 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS yaitu Personal Income, Personal Spending dan Pending Home Sales bulan Mei yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan potensi pelemahan dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 20,40 sen dan 20,90 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 19,40 sen dan 18,90 sen per pon. Rifan Financindo Berjangka
Pada penutupan perdagangan mata uang kemarin Real Brazil menguat terhadap dolar AS. Pasangan kurs USDBRL berakhir turun -2,29 persen pada 3.2236.
Penguatan Real Brazil adalah sentimen bullish untuk harga komoditas dalam mata uang dolar AS, membuat ekspor kurang menarik dalam mata uang lokal. Brasil adalah produsen top dunia dari gula.
Kenaikan harga gula juga dipicu menguatnya permintaan. Dealer menyatakan tentang harapan dari pengiriman besar, mungkin lebih dari 1 juta ton, terutama gula Brasil.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melonjak sebesar 1,07 sen atau setara dengan 5,37 persen pada posisi 21,01 sen per pon. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan tertinggi 3,5 tahun.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS yaitu Jobless Claim yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan potensi penguatan Real Brazil. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 21,50 sen dan 22,00 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 20,50 sen dan 20,00 sen.
Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dini hari (29/06) ditutup lanjutkan penguatan, terpicu pelemahan dollar AS.
Indeks Dollar AS berakhir turun 0,37 persen pada 96.03 terhadap sekeranjang mata uang utama dunia. Pelemahan dollar AS terjadi dengan mulai meredanya kekuatiran Brexit.
Pelemahan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya menguat.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2016 terpantau mengalami penguatan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,30 sen atau setara dengan 1,53 persen pada posisi 19,94 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS yaitu Personal Income, Personal Spending dan Pending Home Sales bulan Mei yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas dengan potensi pelemahan dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 20,40 sen dan 20,90 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 19,40 sen dan 18,90 sen per pon. Rifan Financindo Berjangka
Komentar
Posting Komentar