AS Tak Siap Beberkan Dalang Peretasan Email Partai Demokrat

Jakarta, Rifan Financindo Berjangka -- Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper, mengatakan bahwa badan intelijen belum siap mempublikasikan siapa yang berada di balik peretasan email Partai Demokrat.

Pihak Gedung Putih sendiri sebelumnya juga mengatakan bahwa FBI tidak membeberkan informasi apa pun soal siapa yang bertanggung jawab.

Clapper, yang berbicara pada Forum Keamanan Aspen pada Kamis (28/7) mengakui bahwa “hanya ada beberapa tersangka biasa” yang mungkin bertanggung jawab atas gangguan siber tersebut. Ia mengimplikasikan bahwa kasus itu adalah perbuatan negara, dan bukan kelompok peretas independen.

“Kami tidak cukup tahu motivasinya,” ujar Clapper. “Apakah hanya untuk membuat keruh, atau ini hanya untuk memengaruhi pemilu? Itu adalah masalah serius.”

Sebelumnya, pakar keamanan siber dan pejabat AS menyebutkan bahwa ada bukti Rusia mendalangi peretasan tersebut, dengan tujuan memengaruhi pemilu presiden AS.

Email tersebut dirilis oleh WikiLeaks pada malam konvensi nasional Partai Demokrat. Isinya mengungkapkan bahwa Komite Nasional Demokrat lebih tidak berlaku objektif, dan lebih menyukai Hillary Clinton daripada rivalnya, Bernie Sanders.

Para pejabat Rusia membantah tuduhan keterlibatan Moskow.

"Hal ini sangat tidak masuk akal hingga menyerempet kebodohan," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. "Amerika perlu untuk mencari tahu apa email ini sendiri dan mencari tahu apa itu isinya.”

Clapper sendiri menolak berkomentar langsung terkait pernyataan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, yang mempertanyakan aliansi AS di Eropa dan Asia.

"Pernyataan seperti itu, retorika tersebut sangat mengganggu untuk rekan kita di luar negeri, mitra asing kita. Saya mendengar bahwa dari rekan-rekan, intelijen dan keamanan di banyak negara lain. Ini membuat mereka khawatir, sungguh.”“Ini adalah masalah keamanan nasional sekarang. Gagasan bahwa ada seorang warga Amerika menyerukan kekuatan asing untuk melakukan spionase di AS untuk bertujuan mengubah sebuah pemilihan, kita kini ada di wilayah keamanan nasional,” kata manajer kampanye Clinton, Robby Mook.

Juru bicara Trump, Jason Miller, kemudian berupaya mendinginkan banyak protes. Ia mengatakan Trump tidak sedang menyerukan Rusia untuk meretas email Clinton. Rifan Financindo Berjangka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contact Us

Sentimen Global Masih Ada, Rupiah Menguat di Hadapan Dolar AS

Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang